Rabu, 25 Maret 2015

Zoologi Invertebrata Praktikum IV - Annelida






PRAKTIKUM IV
Topik               : Annelida
Tujuan              : Mengamati dan menyebutkan ciri-ciri morfologi dari cacing tanah 
                          dan lintah.
Hari/ Tanggal    : Kamis/ 12 Maret 2015
Tempat             : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 

I.       ALAT DAN BAHAN
      Alat     : 1. Loupe
                   2. Baki
                   3. Cawan petri
                   4. Alat tulis
                   5. Pinset
                   6. Jarum pentol
                   7. Sterofoam
                   8. Kertas
                         
      Bahan   : 1. Cacing tanah (Pheretima sp)
             2.  Lintah (Hirudo medicinalis)

II.      CARA KERJA
1.      Meletakkan cacing tanah (Pheretima sp.) yang hidup di atas kertas dan meletakkan lintah (Hirudo medicinalis) yang hidup di dalam cawan petri.
  1. Mengamati morfologi dari cacing tanah (Pheretima sp.) dan lintah (Hirudo medicinalis).
  2. Pada cacing tanah (Pheretima sp.):
a.    Menghitung jumlah segmen tubuh keseluruhan, mengamati letak mulut, klitelum, anus, dan lubang duktus spermaticus.
b.    Menghitung keliling tubuh cacing tanah (Pheretima sp.), dan jari-jari tubuhnya.
Pada lintah (Hirudo medicinalis):
a.    Mengamati ciri-ciri morfologinya.
b.    Mengamati cara geraknya.
4.      Menggambar dan memberi keterangan.
III.   TEORI DASAR
Kata Annelida berasal dari bahasa Latin, yaitu annul atau annulus yang berarti cincin atau gelang; dan eidos yang berarti bentuk. Cacing yang termasuk anggota Annelida memang mempunyai ciri tubuhnya silindris memanjang dan beruas-ruas seperti gelang. Segmen-segmen pada Annelida disebut metamer.
Annelida hidup di berbagai tempat, yaitu di air tawar, air laut, serta daratan. Annelida umumnya hidup bebas dan jarang yang hidup sebagai parasit. Annelida telah mempunyai rongga tubuh sejati, sehingga dikelompokkan ke dalam ceolomata. Sistem sarafnya terdiri atas ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Alat eksresinya disebut nephridium. Saluran pencernaannya telah lengkap berbentuk tabung, terdiri atas mulut, usus, dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan, sedangkan anus berada di ujung belakang.
Respirasi Annelida berlangsung secara difusi dengan menggunakan epidermis di seluruh permukaan tubuhnya. Sistem peredaran darah Annelida tertutup , darah mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh kapiler yang bercabang-cabang. Adapun darah Annelida berwarna kemerahan karena mengandung hemoglobin.
Annelida bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kawin. Setiap ruas pada Annelida memiliki alat reproduksi, alat sekresi, otot, dan pembuluh darah.
Cacing Annelida dikelompokkan menjadi 3 kelas, yaitu:
1.    Polychaeta
Polychaeta berasal dari kata poly  berarti banyak dan chaeta berarti bulu kaku. Jadi, Polychaeta adalah kelompok cacing yang mempunyai banyak bulu kaku. Semua anggotanya hidup di laut. Polychaeta hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut. Polychaeta banyak yang memiliki warna yang menarik, seperti merah, merah muda, hijau, atau campuran dari berbagai macam warna.
Bentuk tubuh Polychaeta memanjang dan bersegmen-segmen. Setiap segmen mempunyai parapodia dan setiap parapodia (alat gerak) memiliki setae, kecuali di segmen terakhir. Tubuhnya dilapisi kutikula, licin, dan kakudi luar tubuh. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva (trakofora). Daya regenerasinya cukup tinggi. Alat kelaminnya terpisah. Perkembangbiakannnya
Contoh cacing Polychaeta adalah Nereis, Arenicola, Spirobranchus giganteus, Progmatopora lapidosa, Eunice viridis (cacing palolo), dan Lysidice spec (cacing wawo).
2.    Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari kata Oligos yang artinya sedikit dan chaeta yang artinya bulu kaku. Jadi, Oligochaeta merupakan cacing yang memiliki sedikit bulu di ruas-ruas tubuhnya. Oligochaeta hidup di air tawar, air laut, daratan, serta ada pula yang hidup sebagai parasit.
Oligochaeta tidak memilki parapodia di antara ruas-ruas tubuhnya. Di setiap ruas tubuhnya terdapat setae, Oligochaeta bersifat hermafrodit. Pada umumnya, pernapasannya dilakukan melalui permukaan tubuh. Selain itu, Oligochaeta umumnya mempunyai daya regenerasi yang tinggi. Sistem sarafnya rantai ganglion, sistem pencernaannnya lengkap, makanannya sisa dedaunan, sistem peredaran darahnya tertutup dengan darah mengandung hemoglobin.
Anggota Oligochaeta yang menguntungan manusia adalah cacing tanah sebagai pakan ikan, menyuburkan tanah, dan bahan kosmetika. Cacing tubifex (cacing merah) untuk makanan ikan hias. Cacing palolo dan cacing wawo dikonsumsi oleh penduduk Maluku.
3.    Hirudinae
Hirudinae atau lebih dikenal sebagai lintah, hidup di lingkungan akuatik dan daratan, jarang sebagai parasit. Hirudinae tubuhnya tidak memiliki rambut, parapodia, dan setae. Bentuk tubuh cacing ini pipih memanjang. Di kedua ujung tubuhnya terdapat alat isap.
Contoh Hirudinae adalah Hirudo, Hirudinaria, Erpobdella, Pantobdella, Branchellion, Clepsine, dan Enchytraeus. Lintah yang menghisap darah memiliki hirudin yaitu zat anti pembekuan darah pada salivanya agar darah dapat terus dihisap.
Lintah dari jenis Hirudo medicinalis dimanfaatkan dalam dunia medis untuk memperbaiki sirkulasi darah di bagian yang baru dioperasi atau pada penumpukan darah. Sistem pencernaannya lengkap, sistem pernapasannya kulit, kelaminnya hermafrodit.
Peran Annelida pada umumnya Annelida tidak merugikan, tapi menguntungkan manusia. Misalnya cacing palolo dan cacing wawo yang umum dimakan orang di pulau Samoa dan Fiji. Cacing tanah berguna untuk menyuburkan tanah dengan cara menghasilkan zat organik dan memperbaiki aerasi tanah. Cacing ini suka menelan tanah dan mengeluarkannnya dalam bentuk butiran, sehingga sangat menguntungkan petani. Lubang-lubang yang dibuat cacing tanah juga sangat membantu sirkulasi udara dan air tanah. Cacing ini juga dapat mengubah samapah organik menjadi senyawa organik yang berguna untuk kesuburan tanah.
Jenis Annelida tertentu dapat pula digunakan sebagai makanan ikan dan bahan obat tradisional. Cacing yang digunakan untuk makanan ikan dan bahan obat tradisional banyak dibudidayakan orang. Salah satu jenis cacing yang dibudidayakan orang adalah sejenis cacing tanah dari jenis Lumbricus rubellus (Oligochaeta) untuk obat dan cacing sutera (tubifex) untuk pakan ikan yang banyak diperjualbelikan, baik dalam keadaan hidup maupun dalam bentuk kering





IV.             HASIL PENGAMATAN
A.  Tabel Hasil Pengamatan Cacing tanah
No.
Yang diamati
Keterangan
1.
Panjang cacing tanah
11,5 cm
2.
Jumlah total segmen
·      Mulut
·      Klitelum
·      Anus
·      Lubang muara duktus spermaticus
·      Keliling cacing tanah
Jari-jari
77
segmen ke-3
segmen ke 11-15
segmen ke-77
segmen ke-13

k =  =
   = 3,14 x 0,3 = 0,94 cm

B.  Gambar Hasil Pengamatan
1.      Cacing Tanah (Pheretima sp)
                                                                                              








·         Hasil pengamatan                        




           
Keterangan :


1.      Anterior
2.      Klitelium
3.      Posterior
4.      Segmen
5.      Mulut
6.      Anus


·    Foto pengamatan
Text Box:                                                                                                 Keterangan :
1.      Anterior
2.      Klitelum
3.      Posterior
4.      Segmen
5.      Mulut
6.      Anus


·         Menurut Literatur


Text Box:
 
                                                                                               Keterangan :
1.      Anterior
2.      Klitelum
3.      Posterior
4.      Segmen
5.      Mulut
6.      Anus

                       Sumber : Anonim a.2015

2.      Lintah (Hirudo medicinalis)
                                                                                                        Keterangan :
1.       Anterior
2.       Posterior
3.       Segmen
4.       Mulut
5.       Anus





·    Foto pengamatan
·    Foto pengamatan

Text Box:                                                                                                 Keterangan :
1.        Anterior
2.        Posterior
3.        Segmen
4.        Mulut
5.        Anus





·    Menurut literatur


Text Box:
 
                                                                                               Keterangan :
1.      Anterior
2.        Posterior
3.        Segmen
4.        Mulut
5.        Anus


                                                                    

Sumber : Anonim b.2015








V.           ANALISIS DATA
1.    Cacing Tanah (Pheretima sp)
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Annelida
Classis             : Oligochaeta
Ordo                : Opisthopora
Familia : Pheretimanidae
Genus              : Pheretima
Spesies             : Pheretima sp
(Sumber : Hegner.1968)
Pheretima sp termasuk dalam phylum Annelida dari kelas Oligochaeta. Berdasarkan pengamatan kami, cacing yang kami amati memiliki panjang tubuh 11,5 cm dengan total segmen 77 buah. Letak mulut berada pada segmen ke 3, Letak klitelium pada segmen ke 11-15, Letak anus pada segmen ke 77, Letak lubang muara duktus spermaticus pada segmen ke 13 dan memiliki keliling tubuh 0,94 cm.
Tubuh Pheretima sp berbentuk bulat panjang. Warna bagian dorsal lebih gelap di bandingkan dengan bagian ventral. Dinding tubuh terdiri dari kutikula , epidermis, otot melingkar dan otot memanjang. Antara segmen satu dengan segmen yang lain dipisahkan oleh sekat pemisah vertikal. Bagian ujung anterior tubuhnya tajam, sedangkan bagian ujung posteriornya lebih tumpul. Tiap-tiap segmen pada tubuhnya selain pada bagian mulut dan anus dilengkapi dengan setae. Pada ujung bagian anterior terdapat mulut, dan pada ujung bagian posterior yaitu segmen terakhir terdapat anus. Pada tubuhnya juga  terdapat klitelium, yaitu bagian yang terlihat tebal.
Cacing bernapas melalui kulit. Kulit cacing harus tetap lembab untuk memungkinkan menghirup oksigen yang sangat dibutuhkan. Oksigen yang masuk lewat kulit akan diikat oleh hemoglobin dalam darah dan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Jika kulit mereka mengering, cacing tanah akan mati lemas. Kulit cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya matahari langsung ataupun suhu panas yang dapat membuat kulit mereka kering.
Cacing tanah adalah hewan hermafrodit (organ kelamin jantan & betina di dalam satu individu). Meskipun hermafrodit, cacing tanah tidak bisa melakukan reproduksi sendirian karena matangnya sel ovum dan sel sperma tidak bersamaan sehingga tidak bisa melakukan pembuahan sendiri. Pembuahan terjadi selalu bersilang, yakni pada waktu dua hewan cacing tanah mengadakan kopulasi. Dua cacing tanah akan bersatu dengan membuat sabuk coccon yang berasal dari zat perekat yang dikeluarkan oleh kelenjar di daerah klitelum. Cacing ini hidup pada air tawar, didarat dan pada tanah-tanah yang mengandung humus.

2.    Lintah (Hirudo medicinalis)
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Annelida
Kelas               : Clitellata
Ordo                : Haplotaxida
Subkelas          : Hirudinea
Genus              : Hirudo
Spesies             : Hirudo medicinalis
(sumber : Linnaeus)
Lintah (Hirudo medicinalis) memili Tubuh pipih, tidak memiliki seta, tidak memiliki parapodia, serta memiliki alat penghisap di bagian anterior (depan) dan posterior (belakang). Mulut terletak pada alat penghisap bagian anterior yang dilengkapi dengan 3 buah rahang. Pada beberapa bagian spesies, selom tidak dibagi oleh septa, dan selom telah diisi oleh jaringan penghubung dan otot. Lintah tergolong hermafrodit, dan perkembangbiakannya sama seperti oligochaeta.
Lintah, umumnya ditemukan di habitat air tawar, tetapi sebagian kecil ditemukan di laut dan darat. Apabila di darat biasanya dalam kondisi tempat yang hangat dan lembab. Lintah termasuk karnivora karena memakan avertebrata kecil lainnya, tetapi beberapa jenis lintah merupakan parasit penyedot darah hewan lain, termasuk manusia.
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami, lintah yang kami amati memiliki panjang 12 cm dengan total segmen 90 buah. Anus terletak pada segmen ke 87.























VI.             KESIMPULAN
1.         Annelida terbagi menjadi tiga kelas yaitu polychaeta, oligochaeta, dan hirudinae.
2.         Cacing tanah termasuk dalam kelas Oligochaeta.
3.         Morfologi cacing tanah antara lain kepala, mulut, segmen (yang setiap cacing mempunyai jumlah segmen yang berbeda tergantung umur cacing tersebut), klitelum dan anus. Mulutnya terletak di bagian anterior dekat dengan prostomium, pada segmen terakhir terdapat anus.
4.         Tubuh cacing tanah tersusun atas segmen-segmen yang dapat menyusut dan meregang untuk membantu cacing bergerak di dalam tanah.
5.         Cacing tanah adalah hewan hermafrodit (organ kelamin jantan & betina di dalam satu individu) tetapi tidak bisa melakukan reproduksi sendirian karena tidak bisa menyatukan organ kelamin jantan dan organ kelamin betina mereka sendiri.
6.         Lintah termasuk dalam kelas Hirudinae
7.         Lintah (Hirudo medicinalis) memili Tubuh pipih, tidak memiliki seta, tidak memiliki parapodia, serta memiliki alat penghisap di bagian anterior (depan) dan posterior (belakang)
8.         Lintah, umumnya ditemukan di habitat air tawar, tetapi sebagian kecil ditemukan di laut dan darat
9.         Lintah termasuk karnivora karena memakan avertebrata kecil lainnya, tetapi beberapa jenis lintah merupakan parasit penyedot darah hewan lain, termasuk manusia






DAFTAR PUSTAKA

Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi.  London: The Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited
Halang, Bunda, Dharmono, Mahrudin, M.Arsyad, dan Amalia Rezeki.2015.  Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM.
Rusyana, Adun.2013.Zoologi Invertebrata.Bandung:Alfabeta