Kamis, 21 Mei 2015

Zoologi Invertebrata Praktikum V - Platyhelminthes




PRAKTIKUM V

Topik               : Platyhelminthes
Tujuan             : 1. Mengetahui ciri morfologi dari phylum Platyhelminthes.
                          2.  Mengamati cara gerak Platyhelminthes (Planaria).
                          3. Mengamati bagian-bagian tubuh/ ciri morfologi dari Fasciola heptica.
Hari/ Tanggal   : Kamis/  26 Maret 2015
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.         ALAT DAN BAHAN
            A.  ALAT
1.    Mikroskop
2.    Kaca benda
3.    Kaca penutup
4.    Baki
5.    Alat tulis
6.    Kertas milimeter

            B.   BAHAN
Preparat/ awetan Planaria sp dan Fasciola hepatica

II.      CARA KERJA
A.    Planaria sp :
1.    Mengamati Planaria yang diletakkan di bawah mikroskop,, mengamati  dan menggambar morfologi hewan tersebut
2.    mengamati bagaimana cara gerak Planaria sp.
B.     Fasciola hepatica :
Meletakkan preparat/awetan Fasciola hepatica, mengamati di bawah mikroskop struktur anatomi dari Fasciola hepatica, bagian mulut (anterior), sistem pencernaan, saraf, kelenjar vitellin, organ reproduksi dan menggambar serta memberi keterangan

III.        TEORI DASAR
Platyhelminthes terdiri atas 3 kelas, yaitu : Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Planaria merupakan contoh dari kelas turbellaria. Planaria ini memiliki tubuh yang pipih, hidup di air tawar, mulut terdapat pada bagian ventral, memiliki bentukan seperti mata, dan mempunyai auricle. Hewan ini tidak memiliki anus, mempunyai daya regenerasi yang sangat baik. Sedangkan pada Fasciola hepatica juga memiliki tubuh yang pipih, tidak bersegmen, pada bagian mulut terdapat penghisap dan kadang-kadang mempunyai kait-kait, dan biasanya hewan ini hermafrodit.
Turbellaria hidup bebas di dalam air atau di tempat yang lembab, Trematoda hidup sebagai parasit, dan Cestoda hidup sebagai parasit di dalam usus Vertebrata. Fasciola hepatica termasuk dalam kelas Trematoda.
Mulut Fasciola hepatica terletak di tengah-tengah alat isap depan. Makanannya terdiri dari jaringan atau cairan tubuh tuan rumahnya yang dihisap oleh alat hisap kemudian melalui mulut masuk ke dalam saluran pencernaannya. Kelas Trematoda terbagi menjadi 2 ordo : Monogenea dan Digenea. Jenis Monogenea hanya mempunyai satu tuan rumah saja. Telurnya yang dilepas ke dalam air tidak banyak jumlahnya, bahkan kadang-kadang hanya satu butir saja. Larva yang terjadi langsung melekat pada tuan rumahnya, misalnya ikan, katak, atau reptil. Kadang-kadang di dalam suatu perairan terdapat banyak sekali larva yang semacam itu sehingga dapat mematikan banyak anak ikan, misalnya jenis Gyrodactylus yang hidup pada sirip, kulit dan insang ikan mas. Jenis hewan ordo ini merupakan parasit luar (ektoparasit) Vertebrata ; pada manusia belum pernah didapat.  



IV.        HASIL PENGAMATAN

1.      Planaria sp
A.            Gambar Pengamatan
                                                                                                                           Keterangan :
1.        Mata
2.        Auricle
3.        Kelenjar kuning telur
4.        Silia
5.        Faring





B.            Text Box:  Foto pengamatan
                                                                                            Keterangan :
1.        Mata
2.        Auricle
3.        Kelenjar kuning telur
4.        Silia
5.        Faring






C.            Text Box:  Menurut literatur
                                                                                                                           Keterangan :
1.        Mata
2.        Auricle
3.        Kelenjar kuning telur
4.        Silia
5.        Faring


                                                                                                                         

                (Sumber : Anonim a.2015)
2.      Fasciola hepatica

A.    Gambar Pengamatan
                                                                                                                                 Keterangan :
1.      Mulut
2.      Faring
3.      Kelenjar kuning telur
4.      Uterus
5.      Ovarium
6.      Vas deferens
7.      Lubang pembuangan





B.     Foto pengamatan


Text Box:
 







                                                                                            

C.     Text Box:  Menurut literatur
                                                                                                                                 Keterangan :
1.      Mulut
2.      Faring
3.      Kelenjar kuning telur
4.      Uterus
5.      Ovarium
6.      Vas deferens
7.      Lubang pembuangan

                (Sumber : Anonim b.2015)





V.                ANALISIS DATA

1.      Planaria sp.
Klasifikasi    :
Kingdom            : Animalia    
Phylum               : Platyhelminthes
Class                   : Turbellaria
Ordo                   : Tricladida
Sub ordo             : Paludicola
Family                : Tricladidae
Genus                 : Planaria
Species               : Planaria sp.
(Sumber : Verma. 2002)
Planaria merupakan salah satu dari kelas turbellaria yang hidup bebas di perairan air tawar yang jernih. Bentuk tubuh Planaria adalah pipih dorsoventral, dengan bagian kepala yang berbentuk seperti segitiga dengan tonjolan seperti dua keping yang terletak disisi lateral yang disebut aurikel, sedangkan bagian ekornya berbentuk meruncing. Tepat di bawah bagian kepala terdapat bagian tubuh menyempit yang menghubungkan bagian badan dan bagian kepala, disebut bagian leher. Panjang tubuh planaria sekitar 5-25 mm, Bagian tubuh sebelah dorsal (punggung) warnanya lebih gelap daripada tubuh sebelah ventral (perut).
Di tengah-tengah bagian dorsal kepalanya ditemukan sepasang bintik mata yang berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Oleh karena itu, Planaria dapat membedakan gelap dan terang, namun demikian Planaria tidak dapat melihat.
Dekat pertengahan tubuh bagian ventral agak ke arah ekor terdapat lubang mulut. Lubang mulut ini berhubungan dengan kerongkongan atau pharynx yang dindingnya dilengkapi dengan otot daging sirkular maupun longitudinal. Kerongkongan ini dapat ditarik dan dijulurkan. Dalam posisi menjulur, kerongkongan tersebut bentuknya mirip dengan belalai, dan biasa disebut proboscis.
Di sepanjang pinggiran tubuh bagian ventral ditemukan zona adesif. Zona adesif tersebut menghasilkan lendir yang liat, yang berfungsi untuk melekatkan tubuh hewan itu ke permukaan benda yang ditempelinya. Di permukaan ventral daripada tubuh ditutup oleh rambut-rambut getar halus yang berfungsi dalam pergerakan.
Sistem saluran pencernaan makanan Planaria terdiri dari : mulut, pharynx, esofagus dan usus. Mulut, terletak di bagian ventral dari tubuh, yaitu kira-kira dekat dengan pertengahan agak ke arah ekor.
Planaria sudah memiliki alat indera yang berupa bintik mata dan indera aurikel, yang keduanya terletak di bagian kepala. Planaria bersifat hermafrodit dan berdaya regenerasi cepat. Hewan ini berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Reproduksi secara aseksual yaitu dengan regenerasi dengan cara memotong tubuhnya. Sedangkan reproduksi seksualnya berlangsung dengan perkawinan silang. Reproduksi pada Planaria bergantung pada panjangnya hari dan temperatur. Reproduksi seksual terjadi pada siang pendek dan udara dingin sedangkan reproduksi aseksualnya terjadi pada saat siang panjang dan suhu udara hangat. Sistem alat kelamin jantannya terdiri atas testis, vas eferensia, vas deferensia, vesicula seminalis, penis, ruangan genitalis dan lubang genitalis. Sedangkan sistem alat kelamin betinanya terdiri atas ovarium, oviduct, kelenjar kuning telur, vagina, uterus dan genital atrium.
Makanan Planaria ini terdiri dari hewan-hewan kecil lainnya yang masih hidup maupun yang telah mati. Cara makan atau menangkap mangsa pada Planaria, mula-mula Planaria sp bergerak meluncur selama mengejar mangsanya kemudian ujung anteriornya dibelokkan apabila tersentuh oleh mangsa kemudian Planaria sp akan melingkarinya. Dengan lendir excert glandulae mucosae yang terdapat di sepanjang sisi badan dan kapsula, maka mangsa dapat lingkari dengan erat menangkap mangsa. Setelah itu mangsa yang sudah dilingkari tadi dimasukkan ke dalam mulutnya. Kemudian Planaria sp diam dengan separo badan mangsa pada bagian anterior dan separo badannya diliputi bagian posteriornya. Untuk selanjutnya faring akan ditonjolkan keluar untuk mengambil mangsa dan dengan segera mangsa ditarik masuk ke dalam mulut bersama faring.
2.         Cacing hati (Fasciola Hepatica)
     Klasifikasi     :
     Kingdom                   : Animalia
     Sub kingdom                        : Invertebrata
     Phylum                      : Platyhelminthes
     Classis                       : Trematoda
     Order                        : Digenia
     Familia                      : Digeniadae
     Genus                        : Fasciola
     Species                      : Fasciola hepatica
     (Sumber : Hegner & Engemen. 1968)
Fasciola hepatica atau cacing hati termasuk dalam kelas trematoda. Kelompok cacing ini permukaan tubuhnya pipih dan tidak bersilia. Tubuhnya ditutupi oleh kutikula. Tubuh Fasciola hepatica adalah triploblastik yakni terdiri atas lapisan eksoderm, endoderm, dan mesoderm. Lapisan eksoderm mengandung sisik kitin dan sel-sel tunggal kelenjar, dilapisi kutikula yang berfungsi melindungi jaringan di bawahnya dan cairan hospes. Lapisan endoderm berfungsi untuk melapisi saluran pencernaan dan lapisan mesoderm yang merupakan jaringan yang membentuk otot, alat ekskresi, dan saluran reproduksi.
Fasciola hepatica hidup parasit pada sapi. Hewan ini biasa terdapat di dalam kantung empedu ternak. Cacing ini menyerap makanan dari inangnya. Mulut terletak disebelah anterior. Disekitar mulut terdapat alat hisap (sucker). Alat ini juga terdapat didaerah ventral. Kedua alat itu berfungsi sebagai alat penempel pada hospes. Lubang ekskresi terletak dekat akhir posterior, kecuali itu terdapat lubang lain sebagai akhir dari saluran Laurer.
Daur hidup Fasciola hepatica dimulai dari ternak yang mendapatkan infeksi karena memakan sayuran hijau yang mengandung metaserkaria (larva infektif cacing hati). Enambelas minggu kemudian cacing tumbuh menjadi dewasa dan tinggal di saluran empedu. Cacing dewasa memproduksi telur dan keluar bersama feses. Seekor cacing di dalam hati/empedu hewan ternak bisa bertelur sekitar 500.000 butir. Telur Fasciola hepatica menuju ke usus dan mengikuti perjalanan sisa makanan bersama aliran empedu.  Pada kondisi yang cocok telur cacing menetas dan mengeluarkan mirasidium. Telur cacing Fasciola hepatica akan menetas dalam 9-12 hari pada suhu 26°C. Mirasidium memiliki silia (rambut getar) dan aktif berenang untuk mencari induk perantara yang sesuai, siput air tawar (Lymnea auricularis-rubigranosa) kemudian akan menembus ke dalam tubuh siput. Mirasidium akan mati apabila selama 8 jam tidak mendapati siput. Dalam waktu 24 jam di dalam tubuh siput, mirasidium akan berubah menjadi sporokista (Boray, 1969) dan 8 hari kemudian akan berkembang menjadi redia (1 sporokista tumbuh menjadi 1-6 redia). Redia kemudian siap keluar dari siput, bersama serkaria yang dilengkapi ekor untuk berenang, dan akan menempel pada benda yang terendam air seperti jerami, rumput atau tumbuhan air yang lain. Tidak lama kemudian serkaria melepaskan ekornya dan membentuk kista yang disebut metaserkaria. Metaserkaria ini merupakan bentuk infektif cacing Fasciola hepatica. Bila metaserkaria termakan oleh ternak, metaserkaria tersebut akan pecah dan mengeluarkan cacing muda di dalam usus, kemudian menembus dinding usus dan menuju ke hati. Dalam waktu ± 16 minggu akan tumbuh menjadi dewasa dan mulai memproduksi telur dan siklus ini terulang lagi (Boray, 1969).
Fasciola hepatica memiliki alat hisap (sucker) dilengkapi dengan otot-otot, sehingga menempel dengan erat pada hospes. Otot ini terusun atas 3 lapisan di bawah ektoderm yaitu lapisan luar yang melingkar, lapisan tengah, dan lapisan dalam yang diagonal. Ektoderm mengandung sisik kitin dan sel-sel tunggal kelenjar.  Endoderm melapisi saluran pencernaan. Mesoderm merupakan jaringan yang membentuk otot, alat ekskresi, dan saluran reproduksi. Disamping itu terdapat jaringan parenkim yang mengisi rongga antara dinding tubuh dengan saluran pencernaan.
          Sistem ekskresi pada Fasciola hepatica terdiri dari pembuluh-pembuluh yang bercabang-cabang yang mengadakan anyaman-anyaman dan sel-sel yang berbentuk seperti kantung yang disebut sel api. Pada masing-masing tubuh terdapat beberapa pembuluh pengumpul  yang membentang longitudinal. Alat reproduksi jantan terdiri atas : sepasang testis, dua pembuluh vas diferensia, kantung vesiculum seminalis, saluran ejakulasi dan penis. Alat reproduksi pada betina terdiri atas : saluran tunggal ovarium, saluran oviduct, kelenjar pembungkus ovum, saluran vetelline, kelenjar yolk, dan uterus.

VI.             KESIMPULAN
1.      Tubuh Planaria berbentuk pipih dorsoventral, dengan bagian kepala yang berbentuk segitiga, sedangkan bagian ekornya berbentuk meruncing.
2.      Planaria sudah mempunyai alat indera berupa bintik mata, dan indera aurikel yang kedua-duanya terletak di bagian kepala.
3.      Planaria sp bergerak menggunakan silia yang terdapat pada epidermis tubuhnya dan gerakannya lurus sepanjang lendir yang diekskresikannya..
4.      Fasciola hepatica merupakan salah satu contoh anggota phylum  platyhelminthes yang termasuk dalam kelas trematoda .
5.      Fasciola hepatica biasanya hidup sebagai parasit pada hewan-hewan ternak dan larvanya biasanya hidup di dalam tubuh siput.
6.      Bentuk dari tubuh Fasciola hepatica berbentuk pipih yang pada bagian anteriornya meruncing terdapat alat penghisap.
7.      Daur hidup Fasciola hepatica dari telur → larva (mirasidium) → sporokista → redia → serkaria → metaserkaria → cacing dewasa (pada hati hewan ternak).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim b 2015 http://www.merckmanuals.com/media/vet/photos/media/photos/digfr01.jpg (diakses tanggal 1 april 2015)
Halang, Bunda, Dharmono, Mahrudin, M.Arsyad, dan Amalia Rezeki.2015.  Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM.
Hegner, Robert W. & Engemann, Joseph G. 1968. Invertebrate Zoology. The Macmillan Company. New York.
Rusyana, Adun.2013.Zoologi Invertebrata.Bandung:Alfabeta
Verma,P.S. 2002. A Manual Of Practical Zoology Invertebrates. S. Chand & Company LTD : New Delhi.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar