Senin, 08 Juni 2015

Laporan Biokimia - Enzim Katalase



                PRAKTIKUM III
Topik                  : Enzim Katalase
Tujuan                : 1. Untuk mengetahui bahwa enzim adalah suatu protein
  2. Untuk membuktikan pengaruh enzim katalase pada kepekatan
Hari / tanggal     : Jumat/ 8 Mei 2015
Tempat               : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.         ALAT DAN BAHAN
Alat :

1.         Tabung reaksi
2.         Rak tabung reaksi
3.         Pisau/ silet 
4.         Neraca 
       5.      Lumpang dan alu  
       6.      Gelas kimia
7.      Pipet tetes
Bahan :
1.         Hati ayam dan hati sapi
2.         H2O2  50 %
3.         NaOH 10 %
4.         CuSO4 1%
5.         Aquadest
                
II.      CARA KERJA
A. Pembuktian Enzim Katalase adalah Protein
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Menimbang hati ayam dan hati sapi seberat 25 gram dan menghaluskannya dengan menggunakan lumpang dan alu.
3.      Menambahkan 20 ml aquadest dan mengaduknya hingga homogen.
4.      Menyaring campuran hati dan menampungnya dalam gelas kimia.
5.      Memasukkan 1 ml SLE ke dalam tabung reaksi.
6.      Melakukan uji biuret dengan meneteskan larutan NaOH 10% dan larutan CuSO4 1% (masing-masing 10 tetes).
7.      Mengamati dan mencatat reaksi yang terjadi.
B.  Pengaruh Kepekatan terhadap Kerja Enzim Katalase
1.      Menyediakan 3 buah tabung reaksi dan memberinya label.
2.      Membuat SLE dengan berbagai kepekatan, yaitu :
a)    SLE 50% dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1.
b)    SLE 25% dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2.
c)    SLE 12,5% dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3.
3.      Meneteskan H2O2 pada tabung reaksi yang berisi SLE 50% dan menghitung banyaknya jumlah tetesan H2O2 yang diperlukan sampai gelembung tidak timbul lagi.
4.      Meneteskan H2O2 pada tabung reaksi yang berisi SLE 25% dan menghitung banyaknya jumlah tetesan H2O2 yang diperlukan sampai gelembung tidak timbul lagi.
5.      Meneteskan H2O2 pada tabung reaksi yang berisi SLE 12,5% dan menghitung banyaknya jumlah tetesan H2O2 yang diperlukan sampai gelembung tidak timbul lagi.
6.      Membuat grafik yang menghubungkan antara kepekatan enzim katalase dengan banyaknya tetesan H2O2 yang diperlukan agar tidak timbul gelembung
III.   TEORI DASAR
Enzim berasal dari bahasa Yunani (en = dalam ; zyme = bahan untuk mengembangkan roti. Zyme sering pula diartikan sebagai ragi). Enzim adalah senyawa organik yang berfungsi mempercepat reaksi metabolisme dalam tubuh tetapi tidak ikut bereaksi. Enzim merupakan substansi penting dalam setiap reaksi kimia dalam sel. Orang pertama yang menemukan enzim adalah Eduard dan Hans Bucher. Mereka menemukan enzim setelah mengadakan percobaan dengan menggunakan ekstrak sel-sel ragi yang ternyata dapat mempercepat proses fermentasi. Karena enzim dapat mempercepat reaksi kimia, berarti enzim merupakan katalis. Enzim merupakan katalisator organik dan dibuat di dalam sel makhluk hidup sehinga enzim disebut juga biokatalisator.
Struktur Enzim
Penyusun enzim yang utama adalah molekul protein. Secara kimia, enzim tersusun atas dua bagian, yaitu :
a.    Bagian protein (apoenzim)
     Bagian protein yang bersifat labil (mudah berubah) dan tidak tahan panas (termolabil), misalnya terpengaruh suhu dan keasaman.
b.  Bagian non protein (gugus prostetik)
     Bersifat tahan panas karena biasanya logam seperti seng dan besi, atau berupa senyawa organik yang mengandung logam. Gugus protestik ini merupakan gugusan yang aktif. Gugus protestik ini terbagi 2 bagian yaitu :
1.    Kofaktor
Gugus protestik ini berasal dari molekul-molekul anorganik yang berupa ion metal, seperti ion besi (Fe2+), mangan (Mn2+), tembaga (Cu2+),dan natrium (Na+).
2.    Koenzim
Koenzim merupakan molekul organik kompleks dan kebanyakan merupakan vitamin atau turunan vitamin, seperti B1, B2, NAD+ (Ion Nicotinamide Adenin Dinukleotida) dan FAD+ (Ion Flavin Adenin Dinucleotide), dan NADP+ (Nicotinamide Adenine Dinucleotida Phosphate).
Gabungan antara apoenzim dan gugus protestik disebut holoenzim. Kadang-kadang antara apoenzim dan gugus protestik tidak bersatu atau berpisah. Bagian gugus protestik yang lepas tersebut bisa berupa koenzim atau kofaktor.
Cara Kerja Enzim
Enzim bekerja secara spesifik dan hanya bekerja pada substrat tertentu. Kerja enzim bersifat reversibel ( berlangsung dua arah ).        
Pembentukan kompleks enzim substrat terjadi karena pada permukaan enzim terdapat suatu tempat untuk bergabung yang disebut lokasi aktif (active site).
Enzim katalase
     Katalase dapat ditemukan pada jaringan hewan, tumbuhan dan golongan mikroorganisme. Katalase berfungsi menguraikan H2O2 yang terbentuk selama proses pernapasan (metabolisme sel) dengan reaksi sebagai berikut :
                                       katalase
                  2H2O2                                                           2H2O    +     O2
Reaksi di atas penting adanya, karena H2O2 bersifat toksik dan harus segera dipecahkan menjadi H2O dan O2 yang non toksik. Katalase seperti halnya enzim lainnya aktifitasnya dipengaruhi oleh faktor suhu, pH, konsentrasi substrat dan lainnya.


IV.             HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil Pengamatan
a)             Pembuktian Enzim Katalase adalah Protein
No
Larutan
Sebelum ditambahkan biuret
Sesudah di tambahkan biuret
1.
Ekstrak hati (SLE) ayam 1 ml
Coklat

Ungu
2.
Ekstrak hati (SLE) sapi 1 ml
Coklat kehitaman (bening)

Ungu tua

b)            Pengaruh Kepekatan terhadap Kerja Enzim Katalase
Ekstrak hati (SLE) ayam
No
Larutan
Jumlah tetesan
1.
SLE 50 % + H2O2
44 tetes
2.
SLE 25 % + H2O2
23 tetes
3.
SLE 12,5 % + H2O2
19 tetes

Ekstrak hati (SLE) sapi
No
Larutan
Jumlah tetesan
1.
SLE 50 % + H2O2
36 tetes
2.
SLE 25 % + H2O2
23 tetes
3.
SLE 12,5 % + H2O2
21 tetes

V.                ANALISIS DATA
            A.       Pembuktian bahwa enzim katalase adalah protein
Pada percobaan ini menggunakan 25 gram hati ayam serta hati sapi yang dihaluskan menggunakan lumpang dan alu. Kemudian hati sapi serta hati ayam yang sudah dihaluskan ditambahkan 20 ml aquades dan diaduk lalu disaring. Setelah itu ekstrak hati ayam dan hati sapi dimasukkan ke dalam sentrifuge sehingga diperoleh super natan (SLE) . Untuk membuktikan enzim katalase adalah protein dilakukan pengujian dengan larutan uji biuret. 1 ml ekstrak hati (SLE) ayam dan 1 ml ekstrak hati (SLE) sapi dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Sebelum ditambah biuret larutan berwarna merah bata. setelah ditambahkan 10 tetes CuSO4  dan 10 tetes NaOH setelah dihomogenkan menghasilkan warna ungu kehitaman. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada pada hati ayam dan hati sapi merupakan protein.
            B.       Pengaruh kepekatan terhadap kerja enzim katalase
Pada percobaan kedua ini, dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepekatan SLE terhadap kerja enzim. Untuk mengetahuinya, menggunakan larutan SLE 50 %, SLE 25% dan SLE 12,5 % dari hati sapi dan hati ayam sebanyak 1 ml lalu meneteskan H2O2 sampai gelembung menghilang.
A.      pada hati ayam
Pada SLE 50 % sebanyak 1 ml diperlukan 44 tetes H2O2 sampai gelembungnya hilang, sedangkan pada SLE 25 % diperlukan 23 tetes H2O2 untuk menghilangkan gelembungnya dan SLE 12,5 % diperlukan 19 tetes H2O2 untuk menghilangkan gelembungnya.
B.       pada hati sapi
Pada SLE 50 % sebanyak 1 ml diperlukan 36 tetes H2O2 sampai gelembungnya hilang, sedangkan pada SLE 25 % diperlukan 23 tetes H2O2 untuk menghilangkan gelembungnya dan SLE 12,5 % diperlukan 21 tetes H2O2 untuk menghilangkan gelembungnya.
Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kepekatan SLE maka semakin tinggi enzim dan proteinnya, sehingga H2O2 yang diperlukan semakin banyak untuk menghilangkan gelembung pada larutan yang berupa hasil penguraian zat yang terkandung dalam larutan tersebut.
Kerja enzim diantaranya sangat dipengaruhi oleh konsentrasi/kepekatan enzim dan konsentrasi substrat. Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentasi enzim. Sedangkan pada konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Penguraian H2O2 ini sangat penting, bertujuan agar tidak ada racun yang dapat membahayakan dalam tubuh. Oleh sebab itu maka diperlukan penguraian zat tersebut yang dalam hal ini dibantu oleh enzim katalase yang terdapat dalam hati menjadi oksigen dan air. Oksigen yang dihasilkan dalam proses penguraian ini terlihat sebagai gelembung-gelembung yang terdapat pada permukaan larutan dalam tabung reaksi pada saat percobaan dilakukan.
 
VI.             KESIMPULAN
1.             Berdasarkan percobaan enzim adalah protein. Hal ini dibuktikan dengan uji biuret pada enzim katalase yang terdapat pada hati ayam.
2.             Enzim katalase terdiri atas protein dan logam. Misalnya askorbat oksidase. Katalase ditemukan pada jaringan hewan, tumbuhan dan golongan mikroorganisme yang berfungsi menguraikan H2O2yang terbentuk selama proses metabolisme sel menjadi air dan oksigen.
3.             Semakin tinggi konsentrasi larutan SLE maka semakin banyak enzim dan semakin banyak jumlah tetesan H2O2., yang diperlukan untuk menghilangkan gelembung.
4.             Kerja enzim dipengaruhi beberapa faktor diantaranya konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, pH dan suhu.

DAFTAR PUSTAKA
Iswari, Retno sri dan Ari Yuniastuti. 2006. Biokimia. Graha Ilmu : Yogyakarta
Noorhidayati, Hardiansyah, dan Riya Irianti. 2015. Penuntun Praktikum Biokimia. Jurusan PMIPA FKIP UNLAM : Banjarmasin
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia : Jakarta



LAMPIRAN
Soal :
1.                  Jelaskan apa hubungan antara enzim dengan system protein ?
2.                  Bagaimana mekanisme pengeluaran enzim ?
3.                  Jelaskan kerja enzim katalase terhadap substrat ?

Jawaban :
1.                  Hubungan antara enzim dengan sistem protein adalah suatu asam amino tertentu sebagai substrat dapat mengalami berbagai reaksi dengan berbagai enzim. Hal tersebut dapat digambarkan dalam contoh enzim katalase yang terdiri atas protein dan ferriprotoferin. Ini membuktikan bahwa enzim tersebut adalah protein dan mempunyai gugus protein dan termasuk ke dalam golongan protein majemuk. Enzim semacam ini (holoenzim) terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan protein. Gugus bukan protein ini yang dinamakan kofaktor. Ada yang terikat kuat pada protein, ada pula yang tidak begitu kuat. Gugus yang terikat kuat pada bagian protein artinya yang sukar terurai dalam larutan disebut gugus prostetik, sedangkan yang tidak begitu kuat ikatannya jadi mudah dipisahkan secara dialysis disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim merupakan bagian dari enzim yang memungkinkan enzim dapat bekerja terhadap substrat. . Gugus prostetik adalah gugus yang terikat kuat pada bagian protein, sedangkan koenzim adalah gugus yang tidak begitu kuat ikatannya jadi mudah dipisahkan secara dianalisis.
2.                  Mekanisme pengeluaran enzim didahului dengan masuknya substrat. Enzim yang bekerja terhadap substrat tersebut akan keluar dan mengikat substrat tersebut. Karena sifat kekhasannya tersebut biasanya satu enzim hanya bekerja pada substrat yang berkesesuaian bentuk atau konformasi enzim
3.                  Kerja enzim katalase terhadap substrat ialah hanya bekerja pada suatu reaksi, harus ada hubungan atau kontak antara enzim katalase dengan substratnya. Enzim katalase mempunyai ukuran yang lebih besar daripada substratnya. Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan substratnya. Hubungan antara substrat dengan enzim hanya pada bagian tertentu saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan kontak dengan substratnya disebut bagian aktif. Hubungan ini terjadi apabila bagian aktif ruang yang tempat menampung substrat. Apabila substrat yang mempunyai bentuk atau konformasi lain, maka tidak dapat ditampung pada bagian aktif suatu enzim.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar