PRAKTIKUM II.1
Topik : Uji Reaksi Protein
Tujuan : Untuk
menguji
protein dengan menggunakan larutan biuret
Hari/
Tanggal : Jumat/ 28
Maret 2015
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM
Banjarmasin.
I.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
1.
Tabung
reaksi
2.
Rak
tabung reaksi
3.
Gelas
ukur 10 ml
4.
Gelas kimia
5.
Pipet
tetes
6.
Labu erlenmeyer
7.
Kertas label
Bahan :
1.
Larutan
NaOH
2,5 N
2.
Larutan CuCO4 0,01 M
3.
Larutan uji :
a)
Putih telur itik tambak
b)
Putih telur itik pantai
c)
Putih telur itik jawa
d)
Putih telur ayam ras
e)
Putih telur ayam kampung
f)
Putih telur penyu
g)
Putih telur burung puyuh
h)
Susu cair cap beruang
i)
Susu kental manis
j)
Susu bubuk
k)
Susu kedelai
II.
CARA
KERJA
1.
Menyiapkan 10 buah tabung reaksi dan
memberikan label sesuai dengan larutan uji yang akan dimasukkan kedalamnya.
2.
Menyiapkan larutan uji yang akan di
gunakan.
3.
Memasukkan 3 ml larutan uji kedalam
tabung reaksi.
4.
Mengamati warna awal setiap larutan.
5.
Menambahkan sebanyak 1 ml larutan NaOH
2,5 N kesetiap larutan uji.
6. Menambah sebanyak 1 tetes larutan CuSO4
0.01 M kedalam setiap larutan uji dan amati perubahan warnanya, jika tidak
terjadi perubahan warna tambahkan 1 tetes lagi larutan CuSO4 0,01 M.
7. Apabila
sudah terjadi perubahan warna, mengamati perubahan warna yang terjadi dan
mengurutkan warna dari yang muda ke warna yang lebih tua.
III.
TEORI DASAR
Protein
adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul sangat bervariasi, dari
5000 hingga lebih dari satu juta. Di samping berat molekul yang berbeda-beda,
protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang mudah larut
dalam air, tetapi ada juga yang tidak
mudah larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu protein yang tidak
larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam
bagian putih telur mudah larut dalam air dan mudah bereaksi.
Protein
adalah polimer dari asam amino dan merupakan penyusun sebagian besar dari tubuh
manusia dan hewan yang bertingkat tinggi. Sebagian besar protein merupakan
penyusun tubuh, daging dan sebagian lagi berfungsi sebagai katalisator atau
enzim yang menyebabkan reaksi-reaksi tertentu. Secara kasar protein terdiri
dari protein serat, protein konjugasi, dan protein globular.
Ditinjau dari segi unsur yang menyusun, protein
terdiri dari unsur C, H, O dan N. Beberapa di antara protein juga mengandung
belerang, fosfor dan beberapa unsur logam seperti seng, besi dan tembaga.
Banyaknya unsur dalam suatu bahan pangan merupakan criteria penetapan kadar
protein. Banyaknya nitrogen rata-rata dalam suatu protein berkisar 16 % .
Protein banyak terdapat dalam kulit, rambut, otot, putih telur, dan sutra.
Ada empat tingkat struktur dasar protein, yaitu
struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Struktur primer menunjukkan
jumlah, jenis, dan urutan asam amino dalam molekul protein. Oleh karena ikatan
antar asam amino ikatan peptida, maka struktur primer protein juga menunjukkan
ikatan peptida yang urutannya diketahui.
Ditinjau
dari strukturnya, protein dapat dibagi ke dalam dua golongan besar, yaitu
golongan protein sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud dengan protein
sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino,
sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dan gugus
bukan protein. Gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat,
lipid, dan asam nukleat.
Protein
sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya, yaitu
protein fiber dan protein globular. Protein fiber mempunyai bentuk molekul
panjang seperti serat atau serabut, sedangkan protein globular berbentuk bulat.
Adanya
kandungan protein pada suatu larutan atau senyawa dapat diketahui dengan
melakukan uji biuret. Biuret dihasilkan dengan memanaskan urea kira-kira pada
suhu 1800 C.
Dalam
larutan basa, biuret memberikan warna violet dengan CuSO4. reaksi
ini disebut reaksi biuret. Kemungkinan terbentuk kompleks Cu2+ dengan
gugus –CO- dan –NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Dipeptida dan asam-asam amino (kecuali
histidina, serina, dan treonina) tidak memberikan uji ini.
Reaksi-reaksi khas protein
antara lain adalah : reaksi Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole, reaksi Millon,
reaksi Nitroprusida, reaksi Sakaguchi dan sebagainya.
Untuk mengetahui adanya protein
dalam suatu objek dapat dilakukan dengan beberapa uji, diantaranya : uji
biuret, pengendapan dalam garam, uji koagulasi, dan uji sulfur dalam protein.
IV.
HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
No.
|
Larutan Protein
|
Setelah di tetesi NaOH
|
Setelah ditetesi CuSO4
|
1
|
Putih
telur itik tambak
|
Bening kental
|
Ungu
|
2
|
Putih
telur itik pantai
|
Bening kental
|
Ungu
|
3
|
Putih
telur itik jawa
|
Bening kental
|
Ungu
|
4
|
Putih
telur ayam ras
|
Bening keruh
|
Ungu
|
5
|
Putih
telur ayam kampung
|
Bening keruh
|
Ungu
|
6
|
Putih
telur penyu
|
Putih keruh
|
Ungu
|
7
|
Putih
telur burung puyuh
|
Putih keruh
|
Ungu
|
8
|
Susu
cair cap beruang
|
Jingga muda
|
Ungu muda pekat
|
9
|
Susu
kental manis
|
Putih
|
Ungu muda
|
10
|
Susu
bubuk
|
Putih tulang
|
Ungu muda
|
11
|
Susu
kedelai
|
Putih kekuningan
|
Ungu keabu-abuan
|
V.
ANALISIS DATA
Protein adalah polimer
dari asam amino dan merupakan penyusun sebagian besar dari tubuh manusia dan
hewan yang bertingkat tinggi. Sebagian besar protein merupakan penyusun tubuh ,
daging dan sebagian lagi berfungsi sebagai katalisator atau enzim yang
menyebabkan reaksi-reaksi tertentu. Secara kasar protein terdiri dari protein
serat, protein konjugasi, dan protein globular.
Uji protein yang dilakukan pada
berbagai macam telur memberikan hasil yang berbeda-beda. Pada uji protein
dengan bahan dari berbagai telur yaitu telur itik tambak, telur itik pantai, telur
itik jawa, telur ayam ras, telur ayam kampung, telur penyu dan telur burung
puyuh serta berbagai macam susu yaitu susu cair, susu kental manis, susu bubuk
dan susu kedelai. Adapun hasil
yang diperoleh dari percobaan Uji Protein dengan larutan Biuret ini adalah sebagai berikut
:
A. Uji
protein pada telur
1. Telur
itik tambak
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan pada putih telur itik tambak sebanyak 3 ml yang telah
ditambahkan 1 ml larutan NaOH warna nya bening dan kental, lalu ditambahkan 3
tetes CuSO4 setelah dihomogenkan menghasilkan warna ungu seperti
gel. perubahan warna menjadi ungu ini menunjukkan bahwa telur itik tambak
memiliki kandungan protein yang tinggi. Larutan yang menjadi seperti gel
disebabkan karena protein yang mengalami denaturasi apabila ditambahkan zat
kimia tertentu atau apabila mengalami proses pemanasan.
2.
Telur itik pantai
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan pada putih telur itik pantai sebanyak 3 ml yang telah
ditambahkan 1 ml larutan NaOH warna nya bening dan kental, lalu ditambahkan 3
tetes CuSO4 setelah dihomogenkan menghasilkan warna ungu seperti pada telur itik tambak dan seperti
gel. perubahan warna menjadi ungu ini menunjukkan bahwa telur itik pantai juga
memiliki kandungan protein yang tinggi. Larutan yang menjadi seperti gel
disebabkan karena protein yang mengalami denaturasi apabila ditambahkan zat
kimia tertentu atau apabila mengalami mengalami proses pemanasan.
3. Telur
itik jawa
Berdasarkan
percobaan
yang dilakukan pada putih telur itik jawa sebanyak 3 ml yang telah ditambahkan
1 ml larutan NaOH warna nya bening dan kental, lalu ditambahkan 3 tetes CuSO4
setelah dihomogenkan menghasilkan warna ungu
seperti pada telur itik tambak dan seperti gel. perubahan warna menjadi
ungu ini menunjukkan bahwa telur itik jawa pun memiliki kandungan protein yang
tinggi. Larutan yang menjadi seperti gel disebabkan karena protein yang
mengalami denaturasi apabila ditambahkan zat kimia tertentu atau apabila
mengalami mengalami proses pemanasan.
4.
Telur ayam ras
Berdasarkan
percobaan
yang dilakukan pada putih telur ayam ras sebanyak 3 ml yang telah ditambahkan 1
ml larutan NaOH warna nya bening keruh, lalu ditambahkan 3 tetes CuSO4
setelah dihomogenkan menghasilkan warna ungu yang kurang lebih seperti larutan
telur sebelumnya dan seperti gel (membeku). perubahan warna menjadi ungu ini
menunjukkan bahwa telur ayam ras pun memiliki kandungan protein yang tinggi.
Larutan yang menjadi seperti gel disebabkan karena protein yang mengalami
denaturasi apabila ditambahkan zat kimia tertentu atau apabila mengalami
mengalami proses pemanasan.
5.
Telur ayam kampung
Berdasarkan
percobaan
yang dilakukan pada putih telur ayam kampung sebanyak 3 ml yang telah
ditambahkan 1 ml larutan NaOH warna nya bening keruh, lalu ditambahkan 3 tetes
CuSO4 setelah dihomogenkan menghasilkan warna ungu yang kurang lebih
seperti larutan telur sebelumnya dan seperti gel (membeku). perubahan warna
menjadi ungu ini menunjukkan bahwa telur ayam kampung pun memiliki kandungan
protein yang tinggi. Larutan yang menjadi seperti gel disebabkan karena protein
yang mengalami denaturasi apabila ditambahkan zat kimia tertentu atau apabila
mengalami mengalami proses pemanasan.
6.
Telur penyu
Berdasarkan
percobaan
yang dilakukan pada putih telur penyu sebanyak 3 ml yang telah ditambahkan 1 ml
larutan NaOH warna nya putih keruh, lalu ditambahkan 3 tetes CuSO4
setelah dihomogenkan menghasilkan warna ungu yang kurang lebih seperti larutan
telur sebelumnya dan seperti gel (membeku). perubahan warna menjadi ungu ini
menunjukkan bahwa telur penyu pun memiliki kandungan protein yang tinggi.
Larutan yang menjadi seperti gel disebabkan karena protein yang mengalami
denaturasi apabila ditambahkan zat kimia tertentu atau apabila mengalami
mengalami proses pemanasan.
7.
Telur burung puyuh
Berdasarkan
percobaan
yang dilakukan pada putih telur burung puyuh sebanyak 3 ml yang telah
ditambahkan 1 ml larutan NaOH warna nya putih keruh, lalu ditambahkan 3 tetes
CuSO4 setelah dihomogenkan menghasilkan warna ungu yang kurang lebih
seperti larutan telur sebelumnya dan membeku (seperti gel). perubahan warna
menjadi ungu ini menunjukkan bahwa telur burung puyuh pun memiliki kandungan
protein yang tinggi. Larutan yang menjadi seperti gel disebabkan karena protein
yang mengalami denaturasi apabila ditambahkan zat kimia tertentu atau apabila
mengalami mengalami proses pemanasan.
B. Uji protein
pada susu
1.
Susu cair
Berdasarkan
percobaan
yang dilakukan pada susu cair yang telah ditambahkan 1 ml larutan NaOH warna
nya Jingga muda, lalu ditambahkan 3 tetes CuSO4 setelah dihomogenkan
menghasilkan warna ungu muda pekat bahkan hampir menyerupai warna coklat muda.
Perubahan warna yang terjadi ini menunjukkan bahwa susu cair memiliki kandungan
protein yang sedikit.
2.
Susu kental manis
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan pada susu kental manis yang telah ditambahkan 1 ml larutan NaOH
warna nya putih, lalu ditambahkan 3 tetes CuSO4 setelah dihomogenkan
menghasilkan warna ungu muda. Perubahan warna yang terjadi ini menunjukkan
bahwa susu cair memiliki kandungan protein yang lebih banyak dibandingkan susu
cair.
3.
Susu bubuk
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan pada susu bubuk yang telah ditambahkan 1 ml larutan NaOH warna
nya putih tulang, lalu ditambahkan 3 tetes CuSO4 setelah
dihomogenkan menghasilkan warna ungu muda sama seperti susu kental manis.
Perubahan warna yang terjadi ini menunjukkan bahwa susu bubuk memiliki
kandungan protein yang setara dengan susu kental manis
4.
Susu kedelai
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan pada susu kedelai yang telah ditambahkan 1 ml larutan NaOH warna
nya putih kekuningan, lalu ditambahkan 3 tetes CuSO4 setelah
dihomogenkan menghasilkan warna ungu keabu-abuan. Perubahan warna yang terjadi
ini menunjukkan bahwa susu kedelai memiliki kandungan protein yang paling
rendah.
VI.
KESIMPULAN
1.
Uji biuret dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
kandungan protein pada suatu larutan yang ditunjukkan oleh perubahan warna pada
larutan uji menjadi ungu.
2.
Semakin tua warna ungu yang dihasilkan, maka semakin
tinggi pula tingkat kandungan protein pada larutan tersebut.
3.
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan,kandungan protein dari semua putih telur yang diuji
memiliki perubahan warna yang sama yaitu ungu bening, hal ini membuktikan bahwa
kandungan dari telur itik tambak, telur
itik pantai, telur itik jawa, telur ayam kampung, telur ayam ras, telur
penyu dan telur burung puyuh adalah sama tingginya.
5.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan kandungan protein
pada susu dari yang tinggi ke rendah adalah susu kental manis, susu bubuk, susu
cair dan susu kedelai.
DAFTAR
PUSTAKA
Iswari, Retno
sri dan Ari Yuniastuti. 2006. Biokimia.
Graha Ilmu : Yogyakarta
Noorhidayati,
Hardiansyah, dan Riya Irianti. 2015. Penuntun
Praktikum Biokimia. Jurusan PMIPA FKIP UNLAM : Banjarmasin
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas
Indonesia : Jakarta
LAMPIRAN
Soal
:
1.
Warna apa yang
terjadi ?
2.
Mengapa harus
dihindarkan kelebihan CuSO4 ?
3.
Mengapa garam
amonium mengganggu ?
4.
Sebutkan dua
macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif ?
Jawaban
:
1.
Pada percobaan
ini, warna yang dihasilkan pada larutan putih telur semuanya sama yaitu ungu.
Sedangkan larutan susu cair berwarna ungu muda pekat, susu kental manis dan
susu bubuk berwarna ungu muda, serta susu kedelai berwarna ungu keabuan.
2.
CuSO4
yang berlebihan harus dihindarkan sebab mengandung Cu2+ yang dapat
menggumpalkan larutan albumin, sehingga endapan yang terbentuk setelah di
tetesi CuSO4 tersebut dapat berubah menjadi putih telur (keadaan
semula) maka CuSO4 harus digunakan sesuai tujuannya.
3.
Garam amonium
mengganggu karena protein yang terdiri dari beberapa unit atau yang disebut
oligomir pada umumnya mengalami diasosiasi bila dilarutkan dalam larutan garam
dan nantinya akan terjadi pengendapan oleh penambahan garam amonium itu sendiri
yang menyebabkan terjadinya dehidrasi protein atau kehilangan air. Akibat
proses dehidrasi ini molekul protein yang memiliki larutan paling kecil akan
mudah mengendap.
4.
Zat lain yang
menunjukkan uji biuret positif yaitu : lemak dan karbohidrat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar