PRAKTIKUM I.1
Topik : Uji Karbohidrat I
Tujuan : Untuk mengetahui apakah dalam suatu
senyawa/larutan mengandung glukosa
Hari /
tanggal : Jumat/ 27 Februari 2015
Tempat : Laboratorium
Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.
ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Tabung reaksi 10 buah
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas kimia 1000 ml
4. Water bath
5.
Pipet tetes
6.
Kertas label
7.
Gelas ukur 40 ml
8.
Kertas saring
9.
Corong kaca
10.
Baki
11.
Sentrifuge
Bahan : 1. Fehling A dan B
2. Air
3. Aquadest
4. Larutan Glukosa 4 m
5. Bermacam-macam sari buah :
a. Jeruk
b.
Sirsak
c.
Alpukat
d.
Semangka
e.
Pepaya
f.
Nanas
g.
Pisang
h.
Jambu
i.
Rambutan
j.
Bengkuang
II.
CARA KERJA
1. Memblender buah sampai halus dan menyaringnya
dengan kain kasa yang menghasilkan ekstrak sari buah.
2. Memasukkan ekstrak sari buah ke dalam tabung
sentrifuge menggunakan pipet sebanyak yang ditentukan.
3. Memasukkan tabung sentrifuge ke dalam mesin
sentrifuge dengan kecepatan 60 rpm.
4. Menyiapkan dua buah tabung reaksi. Untuk tabung A
berisi glukosa dan tabung B berisi aquadest masing-masing 4 ml dan 3 ml.
5. Setelah selesai, mengeluarkan tabung sentrifuge
dari mesin sentrifuge
6. Memasukkan ekstrak sari buah yang telah di
sentrifugasi tadi kedalam kedua tabung yang telah disiapkan tadi sebanyak 3
tetes, setelah itu di tetesi fehling A dan B sebanyak 1 tetes secara bergantian
pada dua tabung tersebut, melihat hasil perubahan warna sebelum dipanaskan.
7. Memasukkan kedua tabung tersebut kedalam water
bath dengan suhu 87o C selama 3 menit.
8. Mengeluarkan tabung reaksi dari water bath, mengamati
dan mendata hasil perubahan warna sesudah dipanaskan.
III.
TEORI DASAR
Karbohidrat
merupakan jenis molekul yang paling banyak ditemukan di alam. Karbohidrat
sering disebut pula sakar, terbentuk pada proses fotosintesis sehingga
merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan CO2, hidrogen,
oksigen dan energi matahari ke dalam bentuk hayati. Konversi energi matahari
menjadi energi kimiawi dari biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber
utama bagi energi metabolit untuk organisme hidup. Karbohidrat juga merupakan
sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai bentuk energi polimerik.
Karbohidrat juga merupakan komponen dari unsur-unsur struktural sel dan
merupakan bagian dari asam nukleat. Karbohidrat dengan demikian mempunyai macam
kegunaan fungsional.
Karbohidrat
didefinisikan sebagai polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton dan
temuannya. Karbohidrat dapat dibagi dalam beberapa kelompok: monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan akar sederhana
yang tidak dapat dihidrolisis menjadi unit lebih kecil walau dalam suasana yang
lunak sekalipun. Monosakarida yang paling sederhana adalah gliseraldehida,
suatu aldosa atau isomernya ialah dihidroksiaseton suatu ketosa. Kedua senyawa
tersebut merupakan suatu triosa karena mengandung tiga atom C. Jadi suatu
monosakarida tidak hanya dapat dibedakan berdasarkan gugus fungsionalnya tapi
juga dengan jumlah atom karbonnya.
Karbohidrat
merupakan sumber energi utama bagi organisme hidup. Manusia menggunakan zat
pati sebagai nutrien utama. Zat pati yang terdapat dalam beras, jagung, gandum,
singkong, ubi, sagu dan lain-lain merupakan polimer dari glukosa yang di
sintesis oleh tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan energi/makanan bagi
tumbuh-tumbuhan tersebut.
Pada hewan
dan manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen, terutama di hati (2 – 8
%) dan otot (0,5 – 1 %). Glikogen hati terutama berguna untuk mempertahankan
kadar glukosa darah normal (70 - 90 mg/100 ml darah), sedangkan glikogen otot bertindak
sebagai penyedia energi untuk keperluan kontraksi. Pada tahap reaksi persiapan,
yaitu pada tahap pencernaan, karbohidrat dipecah-pecah menjadi
monomer-monomernya seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, dan
sebagainya.
Katabolisme
karbohidrat. Dalam hal ini glukosa, terdapat beberapa tipe jalur penambatan
yang antara lain jalur glikolisis atau Embden
Meyerhof –Parnas Pathway (EMP), Entne-Duodorff-Pathway (ED) dan Hexosa Mono phospat Pathway (HMP).
Oksidasi selanjutnya senyawa antara umum yang dihasilkan dari jalur di atas
memasuki daur Krebs (daur asam trikarboksilat) dan rantai respirasi yang
berlangsung dengan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP yang lebih
banyak. Proses metabolisme yang berlangsung pada tiap organisme, bergantung kepada
aktivitas sistem enzim yang dimiliki oleh organisme tersebut.
Jalur-jalur
EMP, ED, HMP berlangsung dalam keadaan anaerob. Sedangkan proses selanjutnya,
yaitu siklus asam trikarboksilat (TCA atau daur Krebs) dan rantai respirasi
terjadi dalam keadaan aerob.
Glukosa
digunakan baik oleh organisme anaerob maupun aerob. Pada tahap-tahap awal jalur
katabolisme untuk kedua tipe organisme itu mirip satu sama lain. Organisme
anaerob memecah glukosa menjadi senyawa yang lebih sederhana yang tidak dapat
mengalami metabolisme lebih lanjut tanpa bantuan oksigen. Sedangkan organisme
aerob selain memiliki perangkat enzim yang dimiliki oleh organisme anaerob,
yang memiliki kemampuan lebih yang dapat memecah senyawa sederhana yaitu
menjadi CO2 dan H2O dengan bantuan oksigen. Karena
pemecahannya lebih sempurna, maka energi yang dihasilkan pun lebih banyak
daripada yang dihasilkan oleh organisme anaerob
IV.
HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
No
|
Bahan Uji
|
Warna
sebelum ditetesi fehling A dan B
|
Warna
setelah ditetesi
fehling A dan B
|
Warna
sesudah dipanaskan
|
Keterangan
|
1
|
Glukosa 10 %
|
Bening
|
Biru muda
|
Biru tua
|
Tidak ada endapan
|
2
|
Sari buah jeruk
|
Bening
|
Biru muda
|
Jingga tua
|
Tidak ada endapan
|
3
|
Sari buah sirsak
|
Bening
|
Biru muda
|
Jingga tua
|
Tidak ada endapan
|
4
|
Sari buah alpukat
|
Bening
|
Biru muda
|
Jingga
|
Tidak ada endapan
|
5
|
Sari buah semangka
|
Bening
|
Biru muda
|
Jingga muda
|
Tidak ada endapan
|
6
|
Sari buah pepaya
|
Bening
|
Biru muda
|
Jingga muda
|
Tidak ada endapan
|
7
|
Sari buah nanas
|
Bening
|
Biru muda
|
Jingga muda
|
Tidak ada endapan
|
8
|
Sari buah pisang
|
Bening
|
Biru muda
|
Jingga tua
|
ada endapan
|
9
|
Sari buah jambu biji
|
Bening
|
Biru muda
|
Jingga muda
|
ada endapan
|
10
|
Sari buah rambutan
|
Bening
|
Biru muda
|
Jingga muda
|
Tidak ada endapan
|
11
|
Sari buah bengkuang
|
Bening
|
Biru muda
|
Jingga muda
|
Tidak ada endapan
|
V.
ANALISIS DATA
A.
Analisis Kandungan
Karbohidrat Pada Larutan Glukosa
Percobaan yang dilakukan
pada uji karbohidrat 1, semua bahan seperti larutan
glukosa dan sari buah yang digunakan pada percobaan ini semuanya ditetesi
dengan Fehling A dan B. Fungsi Fehling A dan B pada percobaan ini adalah untuk menguji serta
mengetahui ada tidaknya kandungan karbohidrat dan glukosa pada suatu bahan/
makanan tertentu yang ingin di uji.Perubahan warna yang terjadi pada masing-masing larutan menunjukkan adanya
glukosa yang terkandung dalam larutan tersebut. Setelah warna diamati sebagai
warna awal, maka semua bahan tersebut dimasukkan kedalam gelas kimia.
Apabila kandungan
glukosa yang ada pada ekstrak buah tersebut tinggi maka warna yang dihasilkan
akan semakin tua. Urutan warna yang menunjukkan kadar glukosa tinggi sampai
yang paling rendah adalah merah bata, jingga, kuning, dan hijau
Pada percobaan 1
dengan menggunakan larutan glukosa 10
% sebelum di tetesi fehling A dan B berwarna bening, kemudian
ditetesi Fehling A dan B sebanyak 3 tetes diketahui bahwa warna
larutan adalah biru. Kemudian setelah dipanaskan selama 3 menit
dalam suhu 87 derajat dan didinginkan terjadi perubahan
warna larutan dari biru menjadi
kuning dan tidak ada endapan. Perubahan warna dari biru
ke kuning ini mengindikasikan bahwa larutan glukosa 10% ini mengandung
karbohidrat namun dalam jumlah yang
relatif sedikit.
B. Analisis Kandungan Karbohidrat Pada Ekstrak Sari Buah
Pada percobaan dengan menggunakan
ekstrak buah-buahan yang ditambah dengan sedikit air dan
larutan pereaksi Fehling A dan
B didapat warna larutan yang berbeda-beda sebelum
dipanaskan. Setelah dipanaskan selama 3 menit
pada suhu 87 derajat larutan ekstrak buah mengalami
perubahan warna. Sama seperti pada kandungan karbohidrat pada larutan glukosa,
pada ekstrak sari buah juga mengandung karbohidrat dengan tingkatan
masing-masing. Namun, pada buah, golongan karbohidrat yang biasa ditemukan adalah
dari golongan monosakarida berupa fruktosa.
Adapun uji
karbohidrat yang memakai beberapa larutan sari buah, didapat hasil sebagai
berikut:
1. Sari
buah Jeruk
Sari buah jeruk sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3
tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah
di panaskan pada suhu 87 derajatdalam waktu 3 menit larutan berubah warna
menjadi Jingga dan terdapat endapan. Hal ini menunjukkan pada sari buah jeruk
terdapat karbohidrat dalam jumlah yang sedikit.
2. Sari
buah Sirsak
Sari buah sirsak sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3
tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah
di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna menjadi
Jingga dan terdapat endapan. hal ini menunjukkan bawah pada sari buah jeruk
memiliki kandungan karbohidrat dalam jumlah sedikit setara dengan sari buah
jeruk.
3. Sari
buah Alpukat
Sari buah Alpukat sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3
tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah
di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari
biru menjadi putih keruh dan terdapat endapan merah muda. hal ini menunjukkan
bahwa kandungan karbohidrat pada sari buah alpukat memiliki kandungan yang
sangat sedikit dibandingkan ekstrak sari buah yang lain.
4. Sari
buah Semangka
Sari buah Semangka sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3
tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah
di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari
biru menjadi oranye dan tidak ada endapan. hal ini membuktikan bahwa kandungan
karbohidrat pada sari buah semangka relatif sedikit.
5. Sari
buah Pepaya
Sari buah Pepaya sebelum
ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3
tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah
di panaskan pada suhu 87 derajat selama
3 menit, larutan berubah warna dari biru menjadi Jingga tua dan terjadi
endapan. hal ini menunjukkan bahwa sari buah pepaya memiliki kandungan
karbohidrat yang banyak di bandingkan dengan jeruk, sirsak ataupun alpukat.
6. Sari
buah Nenas
Sari buah Nenas sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3
tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah
di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari
biru menjadi Jingga muda dan tidak ada endapan. hal ini menunjukkan bahwa sari
buah nanas mengandung sedikit karbohidrat.
7. Sari
buah Pisang
Sari
buah Pisang sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3
tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah
di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit,, larutan berubah warna dari
biru menjadi Jingga dan ada endapan. hal ini menunjukkan bahwa sari buah pisang
mengandung sedikit karbohidrat setaradengan sari buah nanas.
8. Sari
buah Jambu
Sari
buah Jambu sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3
tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah
di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari
biru menjadi Jingga yang lebih tua dan ada endapan. hal ini menunjukkan bahwa
sari buah jambu memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi
9. Sari
buah Rambutan
Sari buah Rambutan sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3
tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah
di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari
biru menjadi Jingga terang dan ada endapan. hal ini menunjukkan bahwa kandungan
karbohidrat pada sari buah rambutan lebih tinggi di bandingkan sari buah pisang
dan nanas.
10. Sari buah Bengkuang
Sari buah Bengkuang
sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3
tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah
di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari
biru menjadi Jingga terang dan ada endapan. hal ini menunjukkan bahwa kandungan
karbohidrat pada sari buah bengkoang lebih tinggi dari sari buah pisang dan
nanas namun lebih rendah jika dibandingkan jambu dan rambutan.
Apabila warna larutan
yang telah dipanaskan diurutkan dari warna larutan yang tertua (larutan glukosa
dan bermacam larutan ekstrak sari buah), maka urutannya yaitu :
1. Ekstrak jambu biji
2. Ekstrak rambutan
3. Ekstrak bengkuang
4. Ekstrak pepaya
5. Ekstrak Sirsak
6. Ekstrak jeruk
7. Ekstrak nanas
8. Ekstrak pisang
9. Glukosa 10 %
10.
Ekstrak
semangka
11.
Ekstrak
alpukat
VI.
KESIMPULAN
1.
Karbohidrat merupakan sumber
energi paling penting dari makhluk hidup yang digunakan untuk melakukan
aktivitas hidup.
2.
Salah
satu hasil dari katabolisme karbohidrat ialah glukosa
3.
Zat
pati merupakan polimer dari glukosa yang disintesis untuk tumbuh-tumbuhan
sebagai cadangan energi/makanan bagi tumbuh-tumbuhan tersebut.
4.
Fehling
A dan B merupakan penguji tinggi rendahnya karbohidrat dalam suatu bahan.
5.
Dalam percobaan yang dilakukan
diketahui bahwa pada masing-masing ekstrak buah terdapat glukosa yang
diindikasikan dari perubahan warnanya yang menuju ke arah merah bata.
6.
Berdasarkan
hasil beberapa percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah pisang
mengandung kadar karbohidrat yang paling tinggi dibandingkan larutan sari buah
lainnya, karena dapat dilihat dari perubahan warnanya setelah dipanaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Iswari, Retno sri dan Ari Yuniastuti. 2006. Biokimia. Graha Ilmu : Yogyakarta
Noorhidayati, Hardiansyah,
dan Riya Irianti. 2015. Penuntun
Praktikum Biokimia. Jurusan PMIPA FKIP UNLAM : Banjarmasin
Poedjiadi, Anna.
1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas
Indonesia : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar