Senin, 08 Juni 2015

Laporan Biokimia - Uji Karbohidrat I



PRAKTIKUM I.1
Topik                   : Uji Karbohidrat I
Tujuan                 :  Untuk mengetahui apakah dalam suatu senyawa/larutan mengandung glukosa
Hari / tanggal       : Jumat/ 27 Februari 2015
Tempat                : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.       ALAT DAN BAHAN
           Alat          : 1. Tabung reaksi 10 buah
                        2. Rak tabung reaksi
                        3. Gelas kimia 1000 ml
                        4. Water bath
                        5. Pipet tetes
                        6. Kertas label
                        7. Gelas ukur 40 ml
                        8. Kertas saring
                        9. Corong kaca
                       10. Baki
                       11. Sentrifuge
                       
Bahan       : 1. Fehling A dan B
                   2. Air
                   3. Aquadest
                   4. Larutan Glukosa 4 m
                   5. Bermacam-macam sari buah :
a.  Jeruk
                               b. Sirsak
                               c. Alpukat
                               d. Semangka
                               e. Pepaya
                               f. Nanas
                               g. Pisang
                               h. Jambu
                               i. Rambutan
                               j. Bengkuang

II.      CARA KERJA
1.      Memblender buah sampai halus dan menyaringnya dengan kain kasa yang menghasilkan ekstrak sari buah.
2.      Memasukkan ekstrak sari buah ke dalam tabung sentrifuge menggunakan pipet sebanyak yang ditentukan.
3.      Memasukkan tabung sentrifuge ke dalam mesin sentrifuge dengan kecepatan 60 rpm.
4.      Menyiapkan dua buah tabung reaksi. Untuk tabung A berisi glukosa dan tabung B berisi aquadest masing-masing 4 ml dan 3 ml.
5.      Setelah selesai, mengeluarkan tabung sentrifuge dari mesin sentrifuge
6.      Memasukkan ekstrak sari buah yang telah di sentrifugasi tadi kedalam kedua tabung yang telah disiapkan tadi sebanyak 3 tetes, setelah itu di tetesi fehling A dan B sebanyak 1 tetes secara bergantian pada dua tabung tersebut, melihat hasil perubahan warna sebelum dipanaskan.
7.      Memasukkan kedua tabung tersebut kedalam water bath dengan suhu 87o C selama 3 menit.
8.      Mengeluarkan tabung reaksi dari water bath, mengamati dan mendata hasil perubahan warna sesudah dipanaskan.

III.   TEORI DASAR
Karbohidrat merupakan jenis molekul yang paling banyak ditemukan di alam. Karbohidrat sering disebut pula sakar, terbentuk pada proses fotosintesis sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan CO2, hidrogen, oksigen dan energi matahari ke dalam bentuk hayati. Konversi energi matahari menjadi energi kimiawi dari biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama bagi energi metabolit untuk organisme hidup. Karbohidrat juga merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai bentuk energi polimerik. Karbohidrat juga merupakan komponen dari unsur-unsur struktural sel dan merupakan bagian dari asam nukleat. Karbohidrat dengan demikian mempunyai macam kegunaan fungsional.
Karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton dan temuannya. Karbohidrat dapat dibagi dalam beberapa kelompok: monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan akar sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi unit lebih kecil walau dalam suasana yang lunak sekalipun. Monosakarida yang paling sederhana adalah gliseraldehida, suatu aldosa atau isomernya ialah dihidroksiaseton suatu ketosa. Kedua senyawa tersebut merupakan suatu triosa karena mengandung tiga atom C. Jadi suatu monosakarida tidak hanya dapat dibedakan berdasarkan gugus fungsionalnya tapi juga dengan jumlah atom karbonnya.              
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi organisme hidup. Manusia menggunakan zat pati sebagai nutrien utama. Zat pati yang terdapat dalam beras, jagung, gandum, singkong, ubi, sagu dan lain-lain merupakan polimer dari glukosa yang di sintesis oleh tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan energi/makanan bagi tumbuh-tumbuhan tersebut.
Pada hewan dan manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen, terutama di hati (2 – 8 %) dan otot (0,5 – 1 %). Glikogen hati terutama berguna untuk mempertahankan kadar glukosa darah normal (70 - 90 mg/100 ml darah), sedangkan glikogen otot bertindak sebagai penyedia energi untuk keperluan kontraksi. Pada tahap reaksi persiapan, yaitu pada tahap pencernaan, karbohidrat dipecah-pecah menjadi monomer-monomernya seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, dan sebagainya.
Katabolisme karbohidrat. Dalam hal ini glukosa, terdapat beberapa tipe jalur penambatan yang antara lain jalur glikolisis atau Embden Meyerhof –Parnas Pathway (EMP), Entne-Duodorff-Pathway (ED) dan Hexosa Mono phospat Pathway (HMP). Oksidasi selanjutnya senyawa antara umum yang dihasilkan dari jalur di atas memasuki daur Krebs (daur asam trikarboksilat) dan rantai respirasi yang berlangsung dengan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP yang lebih banyak. Proses metabolisme yang berlangsung pada tiap organisme, bergantung kepada aktivitas sistem enzim yang dimiliki oleh organisme tersebut.
Jalur-jalur EMP, ED, HMP berlangsung dalam keadaan anaerob. Sedangkan proses selanjutnya, yaitu siklus asam trikarboksilat (TCA atau daur Krebs) dan rantai respirasi terjadi dalam keadaan aerob.
Glukosa digunakan baik oleh organisme anaerob maupun aerob. Pada tahap-tahap awal jalur katabolisme untuk kedua tipe organisme itu mirip satu sama lain. Organisme anaerob memecah glukosa menjadi senyawa yang lebih sederhana yang tidak dapat mengalami metabolisme lebih lanjut tanpa bantuan oksigen. Sedangkan organisme aerob selain memiliki perangkat enzim yang dimiliki oleh organisme anaerob, yang memiliki kemampuan lebih yang dapat memecah senyawa sederhana yaitu menjadi CO2 dan H2O dengan bantuan oksigen. Karena pemecahannya lebih sempurna, maka energi yang dihasilkan pun lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh organisme anaerob

IV.   HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
No
Bahan Uji
Warna sebelum ditetesi fehling A dan B
Warna setelah ditetesi fehling A dan B
Warna sesudah dipanaskan
Keterangan
1
Glukosa 10 %
Bening
Biru muda
Biru tua
Tidak ada endapan
2
Sari buah jeruk
Bening
Biru muda
Jingga tua
Tidak ada endapan
3
Sari buah sirsak
Bening
Biru muda
Jingga tua
Tidak ada endapan
4
Sari buah alpukat
Bening
Biru muda
Jingga
Tidak ada endapan
5
Sari buah semangka
Bening
Biru muda
Jingga muda
Tidak ada endapan
6
Sari buah pepaya
Bening
Biru muda
Jingga muda
Tidak ada endapan
7
Sari buah nanas
Bening
Biru muda
Jingga muda
Tidak ada endapan
8
Sari buah pisang
Bening
Biru muda
Jingga tua
ada endapan
9
Sari buah jambu biji
Bening
Biru muda
Jingga muda
ada endapan
10
Sari buah rambutan
Bening
Biru muda
Jingga muda
Tidak ada endapan
11
Sari buah bengkuang
Bening
Biru muda
Jingga muda
Tidak ada endapan

V.      ANALISIS DATA
A.    Analisis Kandungan Karbohidrat Pada Larutan Glukosa
Percobaan yang dilakukan pada uji karbohidrat 1, semua bahan seperti larutan glukosa dan sari buah yang digunakan pada percobaan ini semuanya ditetesi dengan Fehling A dan B. Fungsi Fehling A dan B pada percobaan ini adalah untuk menguji serta mengetahui ada tidaknya kandungan karbohidrat dan glukosa pada suatu bahan/ makanan tertentu yang ingin di uji.Perubahan warna yang terjadi pada masing-masing larutan menunjukkan adanya glukosa yang terkandung dalam larutan tersebut. Setelah warna diamati sebagai warna awal, maka semua bahan tersebut dimasukkan kedalam gelas kimia.
Apabila kandungan glukosa yang ada pada ekstrak buah tersebut tinggi maka warna yang dihasilkan akan semakin tua. Urutan warna yang menunjukkan kadar glukosa tinggi sampai yang paling rendah adalah merah bata, jingga, kuning, dan hijau
Pada percobaan 1 dengan menggunakan larutan glukosa 10 %  sebelum di tetesi fehling A dan B berwarna bening, kemudian ditetesi Fehling A dan B sebanyak 3 tetes diketahui  bahwa warna larutan adalah biru. Kemudian setelah dipanaskan selama 3 menit dalam suhu 87 derajat dan didinginkan terjadi perubahan warna larutan dari biru menjadi kuning dan tidak ada endapan. Perubahan warna dari biru ke kuning  ini mengindikasikan bahwa larutan glukosa 10% ini mengandung karbohidrat namun dalam jumlah yang relatif sedikit.   
B.     Analisis Kandungan Karbohidrat Pada Ekstrak Sari Buah
Pada percobaan dengan menggunakan ekstrak buah-buahan yang ditambah dengan sedikit air dan  larutan pereaksi Fehling A dan B didapat warna larutan yang berbeda-beda sebelum dipanaskan. Setelah dipanaskan selama 3 menit pada suhu 87 derajat larutan ekstrak buah mengalami perubahan warna. Sama seperti pada kandungan karbohidrat pada larutan glukosa, pada ekstrak sari buah juga mengandung karbohidrat dengan tingkatan masing-masing. Namun, pada buah, golongan karbohidrat yang biasa ditemukan adalah dari golongan monosakarida berupa fruktosa.
   Adapun uji karbohidrat yang memakai beberapa larutan sari buah, didapat hasil sebagai berikut:
1. Sari buah Jeruk
Sari buah jeruk sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3 tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah di panaskan pada suhu 87 derajatdalam waktu 3 menit larutan berubah warna menjadi Jingga dan terdapat endapan. Hal ini menunjukkan pada sari buah jeruk terdapat karbohidrat dalam jumlah yang sedikit.
2. Sari buah Sirsak
Sari buah sirsak sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3 tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna menjadi Jingga dan terdapat endapan. hal ini menunjukkan bawah pada sari buah jeruk memiliki kandungan karbohidrat dalam jumlah sedikit setara dengan sari buah jeruk.
3.    Sari buah Alpukat
Sari buah Alpukat sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3 tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari biru menjadi putih keruh dan terdapat endapan merah muda. hal ini menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat pada sari buah alpukat memiliki kandungan yang sangat sedikit dibandingkan ekstrak sari buah yang lain.


4.    Sari buah Semangka
Sari buah Semangka sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3 tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari biru menjadi oranye dan tidak ada endapan. hal ini membuktikan bahwa kandungan karbohidrat pada sari buah semangka relatif sedikit.
5. Sari buah Pepaya
         Sari buah Pepaya sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3 tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah di panaskan  pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari biru menjadi Jingga tua dan terjadi endapan. hal ini menunjukkan bahwa sari buah pepaya memiliki kandungan karbohidrat yang banyak di bandingkan dengan jeruk, sirsak ataupun alpukat.
6.    Sari buah Nenas
         Sari buah Nenas sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3 tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari biru menjadi Jingga muda dan tidak ada endapan. hal ini menunjukkan bahwa sari buah nanas mengandung sedikit karbohidrat.
7.    Sari buah Pisang
Sari buah Pisang sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3 tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit,, larutan berubah warna dari biru menjadi Jingga dan ada endapan. hal ini menunjukkan bahwa sari buah pisang mengandung sedikit karbohidrat setaradengan sari buah nanas.
8.    Sari buah Jambu
Sari buah Jambu sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3 tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari biru menjadi Jingga yang lebih tua dan ada endapan. hal ini menunjukkan bahwa sari buah jambu memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi
9.    Sari buah Rambutan
Sari buah Rambutan sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3 tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari biru menjadi Jingga terang dan ada endapan. hal ini menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat pada sari buah rambutan lebih tinggi di bandingkan sari buah pisang dan nanas.
10.  Sari buah Bengkuang
Sari buah Bengkuang sebelum ditetesi Fehling A dan B memiliki warna Bening, Namun setelah di tetesi fehling A dan B sebanyak 3 tetes terjadi perubahan warna yaitu dari warna bening menjadi biru, dan setelah di panaskan pada suhu 87 derajat selama 3 menit, larutan berubah warna dari biru menjadi Jingga terang dan ada endapan. hal ini menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat pada sari buah bengkoang lebih tinggi dari sari buah pisang dan nanas namun lebih rendah jika dibandingkan jambu dan rambutan.
Apabila warna larutan yang telah dipanaskan diurutkan dari warna larutan yang tertua (larutan glukosa dan bermacam larutan ekstrak sari buah), maka urutannya yaitu :
1.    Ekstrak jambu biji
2.    Ekstrak rambutan
3.    Ekstrak bengkuang
4.    Ekstrak pepaya
5.    Ekstrak Sirsak
6.    Ekstrak jeruk
7.    Ekstrak nanas
8.    Ekstrak pisang
9.    Glukosa 10 %
10.    Ekstrak semangka
11.    Ekstrak alpukat
                        
VI.     KESIMPULAN
1.         Karbohidrat merupakan sumber energi paling penting dari makhluk hidup yang digunakan untuk melakukan aktivitas hidup.
2.         Salah satu hasil dari katabolisme karbohidrat ialah glukosa
3.         Zat pati merupakan polimer dari glukosa yang disintesis untuk tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan energi/makanan bagi tumbuh-tumbuhan tersebut.
4.         Fehling A dan B merupakan penguji tinggi rendahnya karbohidrat dalam suatu bahan.
5.         Dalam percobaan yang dilakukan diketahui bahwa pada masing-masing ekstrak buah terdapat glukosa yang diindikasikan dari perubahan warnanya yang menuju ke arah merah bata.
6.         Berdasarkan hasil beberapa percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah pisang mengandung kadar karbohidrat yang paling tinggi dibandingkan larutan sari buah lainnya, karena dapat dilihat dari perubahan warnanya setelah dipanaskan.




DAFTAR PUSTAKA

Iswari, Retno sri dan Ari Yuniastuti. 2006. Biokimia. Graha Ilmu : Yogyakarta
Noorhidayati, Hardiansyah, dan Riya Irianti. 2015. Penuntun Praktikum Biokimia. Jurusan PMIPA FKIP UNLAM : Banjarmasin
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar