Senin, 08 Juni 2015

Laporan Morfologi Tumbuhan - Tata Letak Daun, Rumus Daun, dan Diagram Daun



PRAKTIKUM III

Topik               : Tata Letak Daun, Rumus Daun, dan Diagram Daun
Tujuan             : Mengenal berbagai tata letak daun pada batang, menentukan
rumus daun serta menggambar bagan dan diagram daun.
Hari / tanggal  : Sabtu / 7 Maret 2015
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin








 
I.           ALAT DAN BAHAN
A.    Alat :
1.      Alat tulis
2.      Baki / nampan
B.     Bahan :
1.      Ranting Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
2.      Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
3.      Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
4.      Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
5.      Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)

II.        CARA KERJA
1.      Mengamati duduk daun pada ranting, cabang atau batang (tunggal tersebar, tunggal berseling, berhadapan, berseling berhadapan, berkarang, roset batang, roset akar, monospirostik, trispirostik).
2.      Menghitung rumus daun : 1/2, 2/5, 3/8, dst.
3.      Menggambar bagan dan diagram daun

III.     TEORI DASAR
Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau cabangnya, ada kalanya daun berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal atau bagian ujungnya. Umumnya daun-daun pada batang terpisah-pisah dengan suatu jarak yang nyata. Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, juga dinamakan rumus daun atau divergensi.
Pecahan a/b selanjutnya dapat menunjukkan sudut antara dua daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak antara kedua daun pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut dengan sudut divergensi, ternyata didapati pecahan a/b dapat terdiri dari pecahan 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dan seterusnya. Untuk menjelaskan tata letak daun, dapat dilakukan dengan bagan tata letak daunnya.
A.    Bagan Tata Letak Daun
Untuk membuat bagan tata letak daun, batang tumbuhan digambar secara silinder dan padanya digambar membujur orostik-orostiknya, demikian pula pada buku-buku batangnya. 
B.     Diagram Tata Letak Daun
Untuk membuat diagram tata letak daun, batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut memanjang, dengan buku-bukunya sebagai lingkaran-lingkaran sempurna. Jika diproyeksikan pada bidang-bidang datar, maka buku-buku tersebut akan menjadi lingkaran-lingkaran tadi.
C.     Spirostik dan Parastik
Pada suatu tumbuhan, garis-garis orostik yang biasanya tampak lurus ke atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-macam faktor. Perubahan sangat karakteristik ialah orostik menjadi garis spiral yang nampak melingkar batang pula. Dalam keadaan yang demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan tampaknya  letak daun pada batang mengikuti orostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi, yang diberi nama lain spirostik.
Bagian tumbuhan yang tata letak daunnya cukup rapat, daun-daunnya seakan-akan mengikuti garis spiral ke kiri atau ke kanan. Garis spiral dengan arah putaran ke kiri dan ke kanan menghubungkan daun-daun yang menurut ke arah samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat. Garis-garis itu disebut parastik.
IV.             HASIL PENGAMATAN
1.         Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
·      Text Box:  Gambar hasil pengamatan

Keterangan :
1.      Tangkai
2.      Daun
3.      Bunga










              Tata Letak daun Tersebar.

·      Menurut literatur


Keterangan :
1.    Tangkai
2.    Daun
3.    Bunga








                    sumber : anonim a.2015

·           Bagan Daun

Bagan Daun Kembang sepatu dengan rumus 2/5:


 








































                                               

·           Diagram daun

Diagram Daun Kembang Sepatu dengan rumus 2/5 dengan sudut divergensi 2/5 x 360 = 144o :

 


































                





2.         Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
·      Text Box:  Gambar hasil pengamatan

                                                                                                       Keterangan :
1.      Tangkai
2.      Daun
3.      Bunga










Tata letak daun : Berkarang

·      Menurut literatur


                                                                                                       Keterangan :
1.      Tangkai
2.      Daun
3.      Bunga








                    sumber : anonim b.2015


3.         Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
·      Gambar hasil pengamatan


 
                                                                                                       Keterangan :
1.      Daun











                                                                                                     
Tata letak daun Trispirotik ( memiliki 3 spirotik). Tumbuhan Pandan termasuk roset akar.

·      Menurut literatur


Text Box:
 
                                                                                                         Keterangan
1.      Daun













                    sumber : anonim c.2015

4.        Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
·      Text Box:  Gambar hasil pengamatan

Keterangan :
1.      Tangkai
2.      Daun
3.      Bunga










                        Tata letak daun adalah tunggal tersebar.

·      Menurut literatur

Keterangan :
1.      Tangkai
2.      Daun
3.      Bunga










                    sumber : anonim d.2015

·           Bagan Daun

                   Bagan daun tanaman bayam dengan rumus 2/5


 










































                                               
·           Diagram daun

Diagram daun tanaman bayam dengan rumus 2/5 dengan sudut divergensi 2/5 x 360 = 144o


 









































5.    Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
·      Text Box:   Gambar hasil pengamatan

                                                                                                     Keterangan :
1.      Tangkai
2.      Daun
3.      Batang









Tata letak daun adalah tunggal tersebar.

·      Menurut literatur

                                                                                                     Keterangan :
1.      Tangkai
2.      Daun
3.      Buah
4.      Batang








                    sumber : anonim e.2015

·           Bagan Daun

Bagan Daun Pepaya dengan rumus 3/8 :



 









































·           Diagram daun

Diagram Daun Pepaya dengan rumus 3/8 dengan sudut divergensi 3/8 x 360 = 135o :

 








































V.      ANALISIS DATA

1.     Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Klasifikasi:
Kingdom       : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis           : Magnoliopsida
Sub Classis    : Dilleniidae
Ordo             : Malvales
Familia          : Malvaceae
Genus            : Hibiscus
Species          : Hibiscus rosa-sinensis L.
( Sumber : Cronquist.1981)
Berdasarkan hasil pengamatan , tata letak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) pada batang adalah tersebar  (folia sparsa) yang mana pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun. Rumus untuk daun ini adalah 2/5. Hal ini berarti untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral mengelilingi batang dua kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah lima daun.
Dengan menggunakan rumus daun maka sudut divergensinya akan dapat ditentukan. Misalnya dari rumus daun 2/5 ini, diperoleh sudut sebesar 144o perlu dilewati satu buah ortostik dalam menggambar bagan atau diagram daunnya.

2.         Tanaman Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Klasifikasi :
Kingdom       : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis           : Magnoliopsida
Sub Classis    : Asteriidae
Ordo             : Gentiales
Familia          : Apocynaceae
Genus            : Allamanda
Species          : Allamanda cathartica L.
( Sumber : Cronquist.1981)
Berdasarkan hasil pengamatan , tata letak daun alamanda (Allamanda cathartica L.) adalah berkarang (folia verticillata) yang mana pada tiap buku buku batang terdapat lebih dari dua daun. Dalam satu karang daun alamanda berjumlah 3-4. Karena tata letak daunnya yang berkarang maka daun alamanda tidak dapat ditentukan rumus daunnya. Tetapi pada duduk daunnya memperlihatkan ortostik-ortostiknya yang menghubungkan daun-daun yang tegak lurus satu sama lain. Sedangkan garis spiralnya memutar kekiri dan kanan menghubungkan daun-daun yang menurut arah ke samping mempunyai jarak terdekat. Garis-garis spiral ini yang disebut parastik.

3.         Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
Klasifikasi :
Kingdom       : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis           : Magnoliopsida
Sub Classis    : Arecidae
Ordo             : Pandanales
Familia          : Pandanaceae
Genus            : Pandanus
Species          : Pandanus sp
( Sumber : Cronquist.1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, tata letak daun pada tanaman pandan mengikuti garis-garis ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral yang melingkari batang atau dapat dikatakan karena terjadi pertumbuhan batang yang tidak lurus melainkan memutar, akibatnya ortostiknya ikut memutar yang disebut spirostik. Batang tanaman pandan memperlihatkan tiga spirostik (trispirostik) yang oleh karenanya tanaman pandan tidak dapat ditentukan rumus daunnya

4.         Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Klasifikasi     :
Kingdom       : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis           : Magnoliopsida
Subclassis      : Caryophyllidae
Ordo                         : Caryophyllales
Familia          : Amaranthaceae
Genus            : Amaranthus
Spesies          : Amaranthus spinosus L
(Sumber: Cronquist.1981)
          Berdasarkan hasil pengamatan, tata letak daun bayam adalah tunggal tersebar (folia sparsa) yang mana pada tiap-tiap buku-buku batang bayam terlihat hanya terdapat satu daun saja. Rumus daun pada tanaman bayam 2/5 yang mana untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral yang mengelilingi batang sebanyak dua kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah lima buah daun, maka perbandingan kedua bilangan tadi akan didapat pecahan 2/5 dengan sudut disvergensi sebesar 144o.

5.         Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi     :
Kingdom       : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis           : Magnoliopsida
Sub classis     : Dilleniidae
Ordo             : Violales
Familia          : Caricaceae
Genus            : Carica
Species          : Carica papaya L.
(Sumber: Cronquist.1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman pepaya (Carica papaya L.) memiliki batang yang memperlihatkan bekas-bekas daunnya dengan bentuk daun menjari dan batang yang berbentuk silindris atau bulat.
 Tanaman pepaya memiliki tata letak daun tunggal tersebar dan mempunyai rumus daun 3/8, yang mana untuk mempertemukan daun yang satu dengan yang lain yang terletak dalam satu garis yang sama harus mengelilingi batang sebanyak 3 putaran, dan pada saat melakukan tiga kali putaran jumlah daun yang dilaluinya adalah berjumlah delapan dan perhitungannya dimulai dari angka nol. Karena rumus daunnya didapatkan maka dapat dihitung sudut divergensi 3/8 x 360  yaitu 1350.

VI.             KESIMPULAN

1.    Tata letak daun pada tumbuhan tingkat tinggi terbagi menjadi tiga, yaitu: berhadapan-berselang, tersebar, dan berkarang.
2.    Rumus daun dapat dilihat dari daun yang sejajar dengan berpatokan pada tercapainya garis tegak lurus dengan daun yang mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama yang merupakan b. Sehingga rumus daun adalah a/b.
3.    Untuk membuat bagan tata letak daun, batang tumbuhan digambar sebagai silinder dan padanya digambar membujur ortostik-ortostiknya, demikian pula buku-buku batangnya.
4.    Untuk membuat diagram tata letak daun , batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut memanjang , dengan buku-bukunya sebagai lingkaran-lingkaran sempurna . Jika diproyeksikan pada bidang datar, maka buku-buku itu akan menjadi lingkaran – lingkaran yang kosentris dan puncak kerucut akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dan puncak kerucut akan menjadi titik pusat lingkaran-lingkaran tadi.
5.    Pecahan a/b selanjutnya dapat menunjukkan sudut antara dua daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak antara kedua daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 360o yang disebut sudut divergensi , ternyata didapati pecahan a/b dapat terdiri dari pecahan ½,1/3,2/5,3/8,5/13,8/21 dan seterusnya.
6.    Daun Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) merupakan contoh  daun yang tersebar   (folia sparsa) dengan rumus daun 2/5. sudut divergensinya 2/5 x 360° = 144°.
7.    Tumbuhan alamanda (Allamanda cathartica L.) letak daunnya berkarang atau tersusun dalam satu lingkaran sehingga sulit ditentukan rumus daunnya.
8.    Tumbuhan pandan (Pandanus sp.) letak daunnya tersusun dalam spiral yang memperlihatkan 3 spirostik sehingga tidak dapat ditentukan rumus daunnya.
9.    Tumbuhan bayam (Amaranthus spinosus L.) mempunyai daun yang tersebar   (folia sparsa) dengan rumus daun 2/5, sudut divergensinya 2/5 x 360° = 144°.
10.    Tumbuhan pepaya (Carica papaya L.), mempunyai daun yang tersebar   (folia sparsa) dengan rumus daunnya 3/8 dan sudut divergensinya 3/8 x 360° = 135°.















DAFTAR PUSTAKA

Amintarti, Sri dan M.Arsyad. 2015 Penuntun  Praktikum Morfologi Tumbuhan.FKIP UNLAM : Banjarmasin.
Anonim a.2015 : http://202.67.224.130/pdimage/53/4084853_kembang-sepatu-merah.jpg (diakses tanggal 11 Maret 2015)
Anonim b.2015 : http://herba.berita1.com/wp- content/uploads/2011/09/alamanda03.jpg (diakses tanggal 11 Maret 2015)
Anonim c.2015 : http://img.21food.com/20110609/product/1307455623828.jpg (diakses tanggal 11 Maret 2015)
Anonim d.2015 : http://www.tokoherbalsolo.com/wp-content/uploads/2013/04/bayam-duri.jpg (diakses tanggal 11 Maret 2015)
Anonim e.2015 : https://aws-dist.brta.in/2014-02/aba6b249bb698b232e0711c0b1c3589b.jpg (diakses tanggal 11 Maret 2015)
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Flowering Plants. Columbia    
University: New York.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. UGM Press: Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar