Senin, 08 Juni 2015

Laporan Biokimia - Uji karbohidrat II



PRAKTIKUM I.2
Topik                        :  Uji karbohidrat II
Tujuan                      :  Untuk mengetahui apakah dalam suatu bahan mengandung amilum dan glukosa
Hari/Tanggal            :  Jumat/ 6 Maret 2015
Tempat                     :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.       ALAT DAN BAHAN
           Alat          : 1. Tabung reaksi
                        2. Rak tabung reaksi
                        3. Gelas ukur 10 ml
                        4. Water bath
                        5. Pipet tetes
                        6. Kertas label
                       
Bahan       : 1. NaOH 6 N
                   2. Lugol 6 N
                   3. HCL 6 N
                   4. Larutan Amilum
                   5. Larutan gula 10 %
                   6. Larutan gula 20 %
                   7. Larutan gula 30 %
                   8. Aquadest

II.   CARA KERJA
1.    Mengambil 3 buah tabung reaksi dan pipet, memasukkan masing-masing 6 ml  larutan Amilum ke dalam tabung reaksi tersebut dan memberi label A1, A2, dan A3 pada masing-masing tabung. Setelah itu masukkan juga larutan gula 10 % pada tabung yang lain dan beri label B1, B2, B3 pada masing-masing tabung. Mengambil lagi 3 tabung reaksi yang lain dan memasukkan larutan gula 20 % dan memberi label C1, C2, dan C3. Setelah itu mengambil 3 buah tabung terakhir dan memasukkan larutan gula 30 % pada masing-masing tabung dan beri label D1, D2, dan D3 pada masing-masing tabung.
2.    Menambahkan masing-masing 2 tetes air ke dalam tabung A1, B1, C1, dan D1, 6 tetes HCl ke dalam tabung A2, B2, C2, dan D2. 6 tetes NaOH ke dalam tabung A3, B3, C3, dan D3. Menghomogenkan semua tabung
3.    Menambahkan 6 tetes larutan lugol 6 N ke dalam masing-masing tabung dan memperhatikan warna yang terbentuk.
4.    Memanaskan semua tabung ke dalam waterbath 87o selama 30 menit, mendinginkan, dan memperhatikan perubahannya dan mencatat hasilnya.

III.  TEORI DASAR
   Karbohidrat adalah golongan senyawa yang terdiri dari unsur-unsur C, H dan O. Karbohidrat memiliki rumus umum Cn(H2O)m. Harga n dan m boleh sama boleh juga berbeda, tetapi jumlah atom H harus dua kali jumlah atom O.
   Sifat-sifat kimia karbohidrat antara lain :
a.         Banyaknya isomer ruang suatu karbohidrat adalah 2n dengan n menyatakan jumlah atom C simetri.
b.          Karbohidrat dapat mereduksi hidroksida-hidroksida logam dan karbohidat itu sendiri akan teroksidasi.
c.         Oksidasi pada karbohidrat menghasilkan asam.
d.        Karbohidrat umumnya dapat diragikan menjadi etanol dan CO2 (gas) 
Sifat-sifat fisik karbohidrat ada yang berupa zat padat pada suhu kamar, ada yang berupa hablur, tidak berwarna (misal: sukrosa dan glukosa), zat padat amorf atau pati dan basa serat/selulosa. Sebagian besar karbohidrat mempunyai sifat dapat memutar bidang polarisasi cahaya. Sebagai patokan, dapat dilihat gugus OH pada atom C kedua sebelum terakhir. Apabila OH terletak di sebelah kanan, berarti memutar bidang polarisasi  ke kanan dan diberi awalan d (dekstro) dan apabila OH ke kiri diberi awalan 1 (Levo) berarti memutar bidang polarisasi ke kiri.
Karbohidrat dibedakan dalam 3 kelompok umum, yaitu :
1.    Monosakarida
Merupakan karbohidrat yang paling sederhana, karena molekulnya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis. Monosakarida yang paling sederhana adalah  gliseraldehida, suatu aldosa atau isomernya ialah dihidroksiaseton suatu ketosa. Kedua senyawa tersebut merupakan suatu triosa karena mengandung tiga atom C. Jadi suatu monosakarida tidak hanya dapat dibedakan berdasarkan gugus fungsionalnya tapi juga dengan jumlah atom karbonnya.
2.    Disakarida      
Merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus –OH dengan melepaskan molekul air. Ikatan yang menghubungkan monosakarida tersebut disebut ikatan glikosidik dan terbentuk dengan kondensasi gugus hidroksilen terbent atom karbon dari satu monosakarida dengan gugus hidroksil dari salah satu atau karbon monosakarida lainnya. Bentuk dari disakarida yang umum, maltosa, terdiri atas dua glukosa.    
Contoh :
a.    Glukosa + fruktosa                   Sukrosa + H2O
b.    Glukosa + galaktosa                    Laktosa + H2O
3.  Polisakarida
Merupakan polimer alam, karena polisakarida terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya dan memilki rumus umum (C6H10O5). Polisakarida dapat berupa selulosa, amilum dan glikogen.
Polisakarida terdiri atas rantai dari monosakarida dan dapat dibagi ke dalam  dua kelompok besar secara fungsional: struktural polisakarida dan nutrien polisakarida.
Struktural polisakarida berlaku sebagai pembangun komponen dari organel sel dan juga sebagai unsur penyokong interseluler. Termasuk ke dalam golongan ini adalah selulosa (ditemukan dalam dinding sel tanaman), mannan (dinding sel ragi), chitin, chondroitin, dan asam hialuronat (cairan sinovial). Nutrien polisakarida berlaku sebagai cadangan monosakarida dan dalam metabolisme ulang yang kontinu. Termasuk ke dalam golongan ini adalah paraamilum, pati dan glikogen.
Secara kimia, polisakarida dapat dibagi dalam dua kelas secara garis besar; homopolisakarida dan heteropolisakarida. Dalam homopolisakarida, gula pembangun polisakarida adalah sama. Termasuk ke dalam kelas ini adalah selulosa, paraamilum, glikogen, dan pati. Dalam heteropolisakarida, rantai terdiri atas bermacam-macam gula; termasuk dalam kelas ini adalah asam hialuronat dan chondroitin sulfat.

IV.        HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil Pengamatan

No.
Larutan
Perlakuan (ditetesi)
Warna awal
Warna setelah di tetesi lugol
Setelah dipanaskan
Ket
1.
A1
Aquadest = 2 tetes
keruh
sedikit bening
putih keruh
ada endapan
2.
A2
HCL = 6 tetes
keruh
sedikit bening
bening
ada endapan
3.
A3
NaOH = 6 tetes
kuning bening
kuning keruh
bening
tidak ada
4.
B1
Aquadest = 2 tetes
bening
bening
bening
tidak ada
5.
B2
HCL = 6 tetes
bening
bening
bening
tidak ada
6.
B3
NaOH = 6 tetes
bening
bening
merah bata
tidak ada
7.
C1
Aquadest = 2 tetes
bening
bening
putih bening
tidak ada
8.
C2
HCL = 6 tetes
bening
bening
bening
tidak ada
9.
C3
NaOH = 6 tetes
bening
bening
merah bata
tidak ada
10.
D1
Aquadest = 2 tetes
bening
bening
merah bening
tidak ada
11.
D2
HCL = 6 tetes
lebih bening
bening
bening
tidak ada
12.
D3
NaOH = 6 tetes
bening kekuningan
bening kekuningan
merah bata
tidak ada

A = larutan amilum                                         C = larutan gula 20 %
B = larutan gula 10 %                                     D = larutan gula 30 %

V.      ANALISIS DATA
Karbohidrat atau amilum merupakan polisakarida yang banyak terdapat di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Batang pohon sagu mengandung pati yang setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan.
Pada percobaan uji karbohidrat II ini, digunakan larutan amilum dan larutan gula sebagai bahan yang diteliti ada tidaknya kandungan glukosa di dalamnya apabila dicampurkan dengan larutan lain. Adapun dalam percobaan ini digunakan larutan lugol sebagai reagent (pereaksi) untuk membuktikan adanya karbohidrat/amilum pada setiap bahan (larutan amilum dan larutan gula). Lugol atau iodin merupakan campuran antara larutan I2 dan KI. Setelah ditetesi lugol, akan terjadi reaksi pada masing-masing bahan tersebut.
A.    Pengamatan Kandungan Karbohidrat Pada Larutan Amilum
1)   A1 (Amilum + 2 tetes Air Aquades + Lugol)
Pada percobaan 1 dengan menggunakan larutan amilum sebanyak 6 ml yang ditambah 2 tetes air aquades larutan berwarna keruh dan setelah diberi 6 tetes indikator larutan lugol berubah warna menjadi sedikit bening dan setelah dipanaskan di waterbath pada suhu 87 derajat selama 30 menit di dapat warna akhir yaitu putih keruh dan terdapat endapan.
2)   A2 (Amilum + 6 tetes HCl + Lugol)
                   Pada percobaan 2 dengan menggunakan larutan amilum sebanyak 6 ml yang ditambah 6 tetes HCL larutan berwarna keruh dan setelah diberi 6 tetes indikator larutan lugol berubah warna menjadi sedikit bening dan setelah dipanaskan di waterbath pada suhu 87 derajat selama 30 menit di dapat warna akhir yaitu bening tanpa ada endapan.
3)   A3 (Amilum + 6 tetes NaOH + Lugol)
                 Pada percobaan 3, dengan menggunakan larutan amilum sebanyak 6 ml yang ditambah 6 tetes larutan NaOH larutan berwarna kuning bening dan setelah diberi 6 tetes indikator larutan lugol berubah warna menjadi kuning keruh dan setelah dipanaskan di waterbath pada suhu 87 derajat selama 30 menit di dapat warna akhir yaitu kuning tanpa ada endapan. warna kuning itu terjadi karena adanya penguraian zat indikator sehingga zat rusak dan sebagian atom H mengalami penguapan. Endapan terjadi karena butir-butir amilum tidak pecah terurai.Larutan NaOH mempunyai sifat basa kuat dan berfungsi menghambat pembentukan karbohidrat pada larutan yang diujikan

B.     Pengamatan Kandungan Karbohidrat Pada Larutan Gula

1)B1 (Larutan Gula 10% + 2 tetes Air Aquades + Lugol)
           Pada percobaan ini, dengan menggunakan larutan gula 10 % sebanyak 6 ml yang ditambah 2 tetes larutan Aquades larutan berwarna bening dan setelah diberi 6 tetes indikator larutan lugol ternyata larutan tidak berubah warna (bening) dan setelah dipanaskan di waterbath pada suhu 87 derajat selama 30 menit tidak ada perubahan pada warna larutan (bening) dan tanpa ada endapan.
2)B2 (Larutan Gula 10 % + 6 tetes HCl + Lugol)
Pada percobaan ini dengan menggunakan larutan gula 10 % sebanyak 6 ml yang ditambah 6 tetes HCL larutan berwarna bening dan setelah diberi 6 tetes indikator larutan lugol ternyata tidak ada perubahan warna (bening) begitupun  setelah dipanaskan di waterbath pada suhu 87 derajat selama 30 menit larutan tetap berwarna bening (tidak ada perubahan) dan tanpa ada endapan.
3)   B3 (Larutan Gula 10 % + 6 tetes NaOH + Lugol)
           Pada percobaan ini dengan menggunakan larutan gula 10 % sebanyak 6 ml yang ditambah 6 tetes NaOH larutan berwarna bening dan setelah diberi 6 tetes indikator larutan lugol ternyata tidak ada perubahan warna (bening) dan  setelah dipanaskan di waterbath pada suhu 87 derajat selama 30 menit larutan berubah menjadi merah bata tanpa ada endapan. Hal ini membuktikan pada larutan ini mengandung karbohidrat.

4)C1  (Larutan Gula 20% + 2 tetes Air Aquades + Lugol)
Pada percobaan ini, dengan menggunakan larutan gula 20 % sebanyak 6 ml yang ditambah 2 tetes larutan Aquades larutan berwarna bening dan setelah diberi 6 tetes indikator larutan lugol tetap berwarna bening dan setelah dipanaskan di waterbath pada suhu 87 derajat selama 30 menit larutan menjadi putih bening dan tanpa ada endapan.
5)C2 (Larutan Gula 20 % + 6 tetes HCl + Lugol)
        Pada percobaan ini dengan menggunakan larutan gula 20 % sebanyak 6 ml yang ditambah 6 tetes HCL larutan berwarna bening dan setelah diberi 6 tetes indikator larutan lugol ternyata tidak ada perubahan warna (bening) begitupun  setelah dipanaskan di waterbath pada suhu 87 derajat selama 30 menit larutan tetap berwrarna bening (tidak ada perubahan) dan tanpa ada endapan.
6)C3 (Larutan Gula 20 % + 6 tetes NaOH + Lugol)
Pada percobaan ini dengan menggunakan larutan gula 20 % sebanyak 6 ml yang ditambah 6 tetes NaOH larutan berwarna bening dan setelah diberi 6 tetes indikator larutan lugol ternyata tidak ada perubahan warna (bening) dan  setelah dipanaskan di waterbath pada suhu 87 derajat selama 30 menit larutan berubah menjadi merah bata tanpa ada endapan. warna merah bata pada larutan ini mengindikasikan bahwa larutan mengandung karbohidrat.
7)D1  (Larutan Gula 30% + 2 tetes Air Aquades + Lugol)
Pada percobaan ini, dengan menggunakan larutan gula 30 % sebanyak 6 ml yang ditambah 2 tetes larutan Aquades larutan berwarna bening dan setelah diberi 6 tetes indikator larutan lugol tetap berwarna bening dan setelah dipanaskan di waterbath pada suhu 87 derajat selama 30 menit larutan menjadi merah bening dan tanpa ada endapan. hal ini membuktikan bahwa larutan mengandung karbohidrat.
8)D2 (Larutan Gula 30 % + 6 tetes HCl + Lugol)
        Pada percobaan ini dengan menggunakan larutan gula 30 % sebanyak 6 ml yang ditambah 6 tetes HCL warna larutan lebih bening dan setelah diberi 6 tetes indikator larutan lugol ternyata tidak ada perubahan warna (bening) begitupun  setelah dipanaskan di waterbath pada suhu 87 derajat selama 30 menit larutan tetap berwarna bening (tidak ada perubahan) dan tanpa ada endapan.
9)D3 (Larutan Gula 30 % + 6 tetes NaOH + Lugol)
           Pada percobaan ini dengan menggunakan larutan gula 30 % sebanyak 6 ml yang ditambah 6 tetes NaOH larutan berwarna bening kekuningan dan setelah diberi 6 tetes indikator larutan lugol ternyata tidak ada perubahan warna (bening kekuningan) dan  setelah dipanaskan di waterbath pada suhu 87 derajat selama 30 menit larutan berubah menjadi merah bata tanpa ada endapan. warna merah bata pada larutan ini mengindikasikan bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat.
 
VI.   KESIMPULAN
1.         Karbohidrat adalah golongan senyawa yang terdiri dari unsur C, H, dan O.
2.         Karbohidrat dibedakan dalam 3 kelompok umum yaitu :
a.         Polisakarida
b.        Monosakarida
c.         Disakarida
3.         Sifat-sifat fisik karbohidrat ada yang berupa zat padat pada suhu kamar, ada yang berupa hablur, tidak berwarna (misal : sukrosa dan glukosa) zat padat amorf atau pati dan basa serat/selulosa.
4.         Asam dan basa kuat diperlukan tubuh untuk menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh.
5.         Indikator berupa lugol di gunakan untuk mengetahui kandungan karbohidrat pada suatu bahan.
6.         Warna merah bata pada larutan menunjukan adanya glukosa dan endapan yang terjadi menunjukan adanya karbohidrat.
7.         NaOH bersifat basa kuat yang dapat menarik zat indikator sehingga larutan yan berwarna biru kehitaman yang menunjukan adanya glukosa warnanya akan hilang.

DAFTAR PUSTAKA

Iswari, Retno sri dan Ari Yuniastuti. 2006. Biokimia. Graha Ilmu : Yogyakarta
Noorhidayati, Hardiansyah, dan Riya Irianti. 2015. Penuntun Praktikum Biokimia. Jurusan PMIPA FKIP UNLAM : Banjarmasin
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar