Senin, 08 Juni 2015

Laporan Morfologi Tumbuhan - Rumus Bunga dan Diagram Bunga



PRAKTIKUM VII
Topik               : Rumus Bunga dan Diagram Bunga
Tujuan             : Membuat rumus bunga dan diagram bunga
Hari/Tanggal   : Sabtu / 25 April 2015
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.             ALAT DAN BAHAN
Alat        :
1.      Alat tulis
2.      Baki/nampan
Bahan    :
1.        Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.)
2.        Bunga Kertas (Bougainvillea spectabilis)
3.        Bunga Anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris)
4.        Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
5.        Bunga Tasbih (Canna sp.)
6.        Bunga Teratai (Nymphaea lotus L.)

II.          CARA KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Membuat rumus bunga dan diagram bunga dari bahan-bahan yang tersedia.

III.       TEORI DASAR
            Bagian tumbuhan yang sering dideskripkan adalah bunganya. Dalam mendeskripsikan bunga, selain dengan kata-kata, dapat ditambahkan dengan gambar-gambar yang melukiskan bagian-bagian bunga atau berupa diagram bunga. Kecuali dengan diagram, susunan bunga dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf, dan angka-angka yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya.
A.      Diagram Bunga 
Dalam mendiskripsikan bunga, di samping secara verbal dapat ditambahkan gambar-gambar, agar pembaca dapat memperoleh kesan yang lebih mendalam tentang keadaan bunga. Salah satu gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya adalah diagram bunga.
Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian lain yang masih ada selain keempat bagian utama tersebut. Perlu diperhatikan, bahwa lazimnya dari daun-daun kelopak dan tajuk bunga digambar penampang melintang bagian tengah-tengahnya, sedang dari benang sari digambarkan penampang kepala sari, dan dari putik penampang melintang bakal buahnya. Dari diagram bunga itu selanjutnya dapat diketahui pula jumlah masing-masing bagian bunga tadi dan bagaimana letak dan susunannya erangantara yang satu dengan yang lain. Selain dari itu perlu diingat pula, bahwa diagram bunga sedikit banyak merupakan suatu gambar yang bersifat skematik.
Dalam membicarakan tentang bunga dan bagian-bagiannya, telah diterangkan, bahwa bagian-bagian bunga duduk di atas dasar bunga, masing-masing teratur dalam satu lingkaran atau lebih. Dalam diagram bunga, masing-masing bagian harus digambarkan  sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin dua bagian bunga yang berlainan digambarkan dengan lambang yang sama. Mengingat, bahwa yang digambar pada diagram itu penampang-penampang melintang masing-masing bagian bunga seperti telah diuraikan di atas, maka kemungkinan adanya persamaan gambar hanyaalah mengenai daun-daun kelopak dan daun tajuk bunga, sedangkan mengenai benang sari dan putiknya rasanya tidak akan terjadi kekeliruan. Oleh karena itu kelopak dan daun tajuk harus selalu digambar dengan lambang-lambang yang jelas berbeda, walaupun bentuknya mirip satu sama lain.
Jika kiata hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.    Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan perencanaan suatu diagram, kita hanya membedakan dua macam letak bunga:
a.    Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
b.     Bunga yang terdapat  dalam ketiak daun (flos axillaris)
2.    Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran.
Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut, kita mulai dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya, kemudian melalui titik pusat lingkaran-lingkaran yang konsentris itu kita buat garis tegak lurus (vertikal). Untuk bunga di ketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada garis yang menggambarkan bidang median itu di sebelah atas lingkaran yang terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambar sebagai lingkaran kecil), dan disebelah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari, dan yang terakhir penampang melintang bakal buah. Dalam menggambar bagian bunga-bunganya sendiri yang harus diperhatikan ialah:
a.         Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi.
b.         Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu dengan yang lain): bebas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, atau lain lagi.
c.         Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari, dan daun-daun buah penyusun putiknya): berhadapan atau berseling, bebas atau berlekatan, dan seterusnya.
d.        Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.
Bagi bunga yang letaknya pada ujung batang/cabang , tidak dikenal bidang mediannya,di sebelah atas lingkaran yang terluar tidak pula digambar penampang melintang batang (karena pada bunga yang demikian batang itu akan bersambung dengan tangkai bunga), tetapi pada sebelah bawah biasanya masih ditambahkan gambar penampang melintang daun pelindung (jika ada).
Jadi dengan demikian, pada suatu diagram bunga  tidak hanya kita ketahui hal-hal yang menyangkut bagian-bagian bunganya saja, tetapi juga dapat diketahui mengenai letaknya pada tumbuhan.
Telah dikemukakan pula, bahwa dalam pembuatan diagram bunga selain keempat bagian bunga yang pokok: kelopak, tajuk, benang sari, dan putik, dapat pula digambar bagian-bagian lain. Jika memang ada dan dipandang perlu untuk dikemukakan. Bagian-bagian lain pada bunga yang seringkali dapat menjadi ciri yang khas untuk golongan tumbuhan tertentu dan sewajarnya pula jika dinyatakan pada diagram bunga, antara lain:
a.         Kelopak tambahan (epicalyx), umum terdapat pada tumbuhan suku Malvaceae, misalnya kapas (Gossypium sp.), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dan lain-lain.
b.        Mahkota (tajuk) tambahan (corona), yang biasa terdapat pada suku Asclepiadaceae, misalnya: biduri (calotropis gigantean Dryand.).
Dikemukakan pula dalam membicarakan perihal bagian-bagian bunga, bahwa ada bagian-bagian bunga yang mengalami metamorfosis atau tereduksi atau lemyap sama sekali. Bertalian dengan soal ini dalam menyusun diagram bunga kita dapat berpendirian:
1.         Hanya menggambarkan bagian-bagian bunga menurut apa adanya,
2.         Membuat diagram bunga yang tidak hanya memuat bagian-bagian yang benar-benar ada, tetapi juga menggambarkan bagian-bagian yang sudah tidak ada (tereduksi), namun menurut teori seharusnya ada.
Dengan demikian kita dapat membedakan dua macam diagram bunga:
a.         Diagram bunga empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang benar-benar ada, jadi menggambarkan keadaan bunga yang sesungguhnya, oleh sebab itu diagram ini juga dinamakan diagram sungguh (yang sebenarnya).
b.         Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori seharusnya ada.
Bagian-bagian yang hanya menurut teori saja seharusnya ada, tidak digambar seperti bagian-bagian yang benar-benar ada, melainkan dengan lambang lain, biasanya bintang atau silang kecil. Kebanyakan hal ini hanya mengenai benang-benang sari saja, yang keadaan yang sesungguhnya pada bunga seringkali tidak cocok dengan teori.
B.       Rumus Bunga
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang bertalian dengan simetrinya atau jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama bagian-bagian bunga, sedang angka-angka menunjukkan jumlah masing-masing bagian bunga. Di samping itu masih terdapat lambang-lambang lain lagi yang memperlihatkan hubungan bagian-bagian bunga satu sama lain.
Oleh suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga sebagai berikut:
1.         Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix (calyx), yang merupakan istilah ilmiah untuk kelopak,
2.         Tajuk atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C singkatan kata corolla (istilah ilmiah untuk mahkota bunga),
3.         Benang-benang sari, yang dinyatakan dengan huruf A, singkatan kata androecium (istilah ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga),
4.         Putik, yang dinyatakan dengan huruf G, singkatan kata gynaecium (istilah ilmiah untuk alat betina pada bunga). 
Jika antara kelopak bunga dan mahkota tidak dapat dibedakan, untuk menyatakan bagian tersebut digunakan huruf P untuk tenda bunga (perigonium). Penulisan rumus bunga, di belakang rumus-rumus tersebut ditaruhkan angka-angka yang menyatakan jumlah bagian-bagian bunga tersebut. Antara huruf dan angka dari satu bagian bunga diberikan tanda koma (,).
Di depan rumus bagian bunga, hendaknya ditambahkan simetri yaitu (*) untuk bunga bersimetri banyak dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri satu. Selain itu juga lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga banci dipakai lambang (), untuk bunga jantan dipakai lambang (♂), dan untuk bunga betina dipakai lambang (♀). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak, tajuk dan benang sari (berlekatan atau berpisah), digunakan tanda kurung untuk mengapit angka. Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis (di atas atau di bawah) angka yang menunjukkan jumlah putik, sesuai kedudukannya. 
Jika bunga misalnya mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari dan putik yang terjadi dari sehelai daun buah, maka rumusnya adalah:
K 5, C 5, A 10, G 1. (bunga merak: Caesalpinia pulcherrima Swartz.).
Jika kita mengambil contoh lain, yaitu bunga yang mempunyai tenda bunga, misalnya lilia gereja (Lilium longiflorum Thunb.) yang mempunyai 6 daun tenda bunga, 6 benang sari dan sebuah putik yang terjadi dari 3 daun buah, maka rumusnya adalah:
P 6, A 6, G 3.
Karena di depan rumus hendaknya diberi tanda yang menunjukkan simetri bunga, maka biasanya hanya diberikan dua macam tanda simetri, yaitu: * untuk bunga yang bersimetri banyak (actinomorphus) dan tanda (↑) untuk bunga yang bersimetri satu (zygomorphus). Jadi dalam hal rumus bunga merak, yang bersifat zigomorf, rumusnya menjadi:
↑ K 5, C 5, A 10, G 1
Sedang bunga lilia gereja yang bersifat aktinomorf rumusnya menjadi:
* P 6, A 6, G 3.
Selain lambang yang menunjukkan simetri pada rumus bunga dapat pula ditambahkan lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Jika kedua contoh rumus tersebut di atas dilengkapi dengan lambang jenis kelaminnya, maka rumusnya menjadi:
♀ ↑ K 5, C 5, A 10, G 1 dan ♀ * P 6, A 6, G 3.











IV.        HASIL PENGAMATAN
1.    Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.)
a)    Menurut Literatur



Text Box:
 
                                                                                                   Keterangan :
1.      Ibu tangkai bunga
2.      Tangkai bunga
3.      Kelopak
4.      Mahkota
5.      Dasar bunga


Sumber : Anonim a.2015
b)   Rumus Bunga Alamanda : * K 5, [C (5), A (5)], G 1
c)    Diagram Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.)
 

                                                                                             Keterangan :
1.    Kelopak
2.    Mahkota
3.    Benang sari
4.    Putik







2.         Bunga Kertas (Bougainvillea spectabilis)
a)    Menurut Literatur

Text Box:   

                                                                                                    Keterangan :
1.      Ibu tangkai bunga
2.      Tangkai bunga
3.      Daun pemikat
4.      Dasar bunga
5.      Mahkota



              Sumber : Anonim b.2015
b)      Rumus Bunga Kertas : * P 3, C(10), A 6, G 1
c)      Diagram Bunga Kertas (Bougainvillea spectabilis)


 
                                                                                           Keterangan :
1.      Tenda bunga
2.      Mahkota
3.      Benang sari
4.      Putik







3.    Bunga Anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris)
a)     Menurut Literatur



Text Box:
 
                                                                                                   Keterangan :
1.      Ibu tangkai bunga
2.      Tangkai bunga
3.      Dasar bunga
4.      Tenda bunga




                 Sumber : Anonim c.2015
b)      Rumus Bunga Anggrek kalajengking : ↑ P 5, A (2), G 2.
c)      Diagram Bunga Anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris)
 

                                                                                             Keterangan :
1.      Tenda bunga
2.      Benang sari
3.      Putik








4.    Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
a)      Menurut literatur


Text Box:
 
                                                                                                Keterangan :
1.    Tangkai bunga
2.    Kelopak
3.    Mahkota
4.    Putik
5.    Benang sari




              Sumber : Anonim d.2015
b)      Rumus Bunga Sepatu : * K [7 + (5)], C 5, A (~), G 5
c)      Diagram Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
 

                                                                                           Keterangan :
1.      Kelopak
2.      Kelopak tambahan
3.      Mahkota
4.      Benang sari
5.      Putik






5. Bunga Tasbih (Canna sp.)

a)  Menurut Literatur


Text Box:
 


                                                                                                    Keterangan :
1.      Tangkai bunga
2.      Kelopak
3.      Benang sari
4.      Dasar bunga






Sumber : Anonim e.2015
b)      Rumus Bunga Tasbih : ↑ K 3, C 3, A 5, G (3).
c)      Diagram Bunga Tasbih (Canna sp.)
 

                                                                                           Keterangan :
1.      Kelopak
2.      Mahkota
3.      Benang sari
4.      Putik







6. Bunga Teratai (Nymphaea lotus L.)
a)  Menurut literatur



Text Box:
 
                                                                                                  Keterangan :
1.      Tenda bunga
2.      Benang sari
3.      Daun
4.      Dasar bunga







Sumber : Anonim f.2015

b) Rumus Bunga Teratai: * P(4 + 6 + 8 + 8 + 8), A~, G(1)
c) Diagram Bunga Teratai (Nymphaea lotus L.)
 

                                                                                                          Keterangan :
1.         Tenda bunga
2.         Benang sari
3.         Putik








V.      ANALISIS DATA
1.    Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub Classis      : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Familia : Apocynaceae
Genus              : Allamanda
Species            : Allamanda cathartica L.
Sumber: Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan, bunga Alamanda merupakan bunga yang berjenis kelamin banci karena dalam 1 bunga terdapat dua alat kelamin (hermaphrodit) yaitu putik dan benang sari. Bunga ini memiliki 5 kelopak yang bebas satu sama lain dan terletak dalam 1 lingkaran. Mahkota bunga ada 5 lembar yang saling berlekatan dan tersusun dalam 1 lingkaran. Mahkota bunga ini berbentuk membulat beraturan. Benang sari jumlahnya 5 buah dan saling berlekatan. Mahkota bunga dan benang sarinya saling berlekatan dengan putik berjumlah satu buah. Bunga ini bersimetri banyak (polysimetris). Bunga ini tumbuh pada ujung cabang. Setiap tangkai bunga terdapat lebih dari 2 bunga. Bunga Alamanda ini berwarna kuning cerah.
Berdasarkan jumlah dan letak kelopak, mahkota, benang sari dan putik, bunga alamanda dapat dirumuskan sebagai berikut * K 5, [C (5), A (5)], G 1 artinya bunga alamanda termasuk bunga banci yang memiliki simetri banyak, kelopak bunga terdiri atas 1 lingkaran berjumlah 5, Mahkota bunga berjumlah 5 serta benang sari  berjumlah 5 saling berlekatan dan putik berjumlah 1.

2.    Bunga Kertas (Bougainvillea spectabilis)
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis              : Magnoliopsida
Subclassis         : Caryophyllidae
Crdo                 : Caryophyllles
Familia             : Nyctginaceae
Genus               : Bougainvillea
Species             : Bougainvillea spectabilis
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan, Bunga bogenvil merupakan bunga banci atau memiliki dua alat kelamin sekaligus, yaitu putik dan benang sari. Pada tanaman ini, tenda bunganya (daun pemikat) ada 3 helaian. Sedangkan mahkotanya terletak di sebelah dalam tenda bunga, berwarna putih, berbentuk seperti tabung dan berukuran kecil. Jumlah mahkota bunganya setiap tabung sebanyak 10 buah dan berlekatan, benang sari sebanyak 6 dan putik sebanyak 1.  Bunga ini bersimetri banyak (aktinomorf) karena dapat dilipat lebih dari 1 kali lipatan dimana lipatan tersebut setangkup. Bunga ini tumbuh pada ujung cabang. Setiap tangkai bunga terdapat lebih dari 2 bunga. Bunga ini ada yang berwarna merah muda, putih dan jingga. Berdasarkan jumlah dan letak mahkota, benang sari dan putik bunga kertas dapat dirumuskan sebagai berikut * P 3, C(10), A 6, G1. Dari rumus tersebut dapat diterangkan bahwa pada bunga kertas merupakan bunga banci (hermaphroditus) yang ditunjukkan oleh lambang ,  tidak terdapat kelopak bunga karena merupakan bunga tabung, tenda bunganya (P) berjumlah 3 buah yang bebas, jumlah benang sarinya (A) 6 yang lebih panjang dari putik dan jumlah putiknya (G) 1 buah yang terletak di dalam mahkota yang sangat pendek. Bakal buahnya tak dapat diamati daun buahnya karena sangat kecil yang terletak menumpang pada dasar bunga.
3.    Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Liliopsida
SubClassis       : Lilidae
Ordo                : Orchidales
Familia             : Orchidaceae
Genus              : Arachis
Species            : Arachis flos-aeris
Sumber : Steenis, 2002 
                        Berdasarkan hasil pengamatan, Bunga anggrek kalajengking merupakan bunga berjenis kelamin banci (hermaphroditus), dan bersimetri satu (zygomorf). Bunga ini tidak memiliki mahkota dan kelopak, akan tetapi bunga  ini memiliki 5 tenda bunga yang tersusun dalam satu lingkaran. Bentuk tenda bunganya memanjang yang bentuk dan ukurannya tidak sama. Ukuran tenda bunganya ada yang panjang dan ada yang pendek, yang bentuknya mirip kalajengking. Pada tenda bunga ini terdapat bintik-bintik cokelat diseluruh permukaannya. Bunga ini memiliki 2 benang sari dan 1 putik. Benang sarinya dilindungi oleh sebuah penutup, dan putik berada di atas penutup tersebut. Bunga ini tumbuh pada tangkainya. Setiap tangkai terdapat lebih dari 3 atau lebih bunga, sehingga bunga ini dikelompokkan dalam bunga majemuk.
                        Berdasarkan jumlah dan letak tenda bunga, benang sari dan putik, bunga anggrek kalajengking dapat dirumuskan sebagai berikut ↑ P 5, A (2), G 2. Anggrek kalajengking merupakan bunga banci karena memiliki putik dan benang sari, tenda bunganya yang menyerupai mahkota bersimetri 1 dan berjumlah 5, terdapat 2 benang sari dan 2 putik yang menumpang pada dasar bunga.


4.    Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae
Divisio            : Magnoliophyta
Classis            : Magnoliopsida
Subclassis        : Dillenidae
Ordo                : Malvales
Familia             : Malvaceae
Genus              : Hibiscus
Species            : Hibiscus rosa-sinensis L.
Sumber : Steenis, 2002 
Berdasarkan hasil pengamatan, bunga sepatu merupakan bunga berjenis kelamin banci (hermaphroditus) yang memiliki 2 alat kelamin sekaligus  yaitu putik dan benang sari. Bunga ini terdiri dari kelopak, kelopak tambahan, mahkota, putik dan benang sari. Kelopak (kalyx) bunga ini sebanyak 5 buah yang saling berlekatan dengan kelopak tambahan sebanyak 7 buah yang tidak berlekatan. Jumlah mahkotanya sebanyak 5 buah dan berwarna merah tua. Benang sari (androecium) pada bunga ini jumlahnya tak terhingga (~) dan putik (gynaecium) yang berjumlah 5 buah. Bakal buah berada dibawah mahkota bunga namun masih menupang di dasar bunga. Bunga ini tumbuh pada ujung cabang.
Berdasarkan jumlah dan letak kelopak, mahkota, benang sari dan putik, bunga kembang sepatu dapat dirumuskan sebagai berikut * K [7 + (5)], C 5, A (~), G 5. Dari rumus tersebut dapat diterangkan bahwa pada kembang sepatu merupakan bunga banci (hermaphroditus),terdapat kelopak bunga berjumlah 5 yang saling berlekatan dan 7 kelopak tambahan yang tidak berlekatan, mahkota bunganya berjumlah 5 buah dan tidak berlekatan, jumlah benang sarinya tak terhingga saling berlekatan dan jumlah putiknya 5 buah yang terletak paling atas. Bakal buahnya tenggelam pada dasar bunga.

  1. Bunga Tasbih (Canna indica)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Zingiberales
Familia : Cannaceae
Genus              : Canna
Spesies             : Canna  sp.
Sumber : Cronquist, 1981
Berdasarkan hasil pengamatan, bunga tasbih tergolong bunga banci (hermaphroditus) karena memiliki dua alat kelamin dalam satu bunga. Bunga tasbih merupakan bunga majemuk, dan memiliki bagian-bagian bunga yang lengkap seperti tangkai bunga, dasar bunga, kelopak, mahkota, benang sari dan putik. Bunga tasbih mempunyai 3 buah kelopak yang tidak berlekatan, 3 buah mahkota yang bebas, 5 benang sari yang menyerupai mahkota bunga yang biasanya berwarna kuning dengan bercak orange yang saling lepas atau tidak berlekatan, dan  putik yang melekat yang berjumlah 3 buah, bakal buahnya merupakan bakal buah yang tenggelam atau inferus. Sehingga rumus bunganya  : K 3, C 3, A 5, G (3).
6.      Bunga Teratai (Nymphaea lotus)
Klasifikasi :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Subclassis        : Magnolidae
Ordo                : Nymphaeales
Familia           : Nymphaeaceae
Genus              : Nymphaea
Species           : Nymphaea lotus L.
Sumber : Steenis, 2002 
Berdasarkan hasil pengamatan, bunga teratai merupakan bunga berjenis kelamin banci (hermaphroditus) karena memiliki 2 alat kelamin sekaligus, yaitu benang sari dan putik dan merupakan bunga dengan banyak simetri. Bunga ini terdiri dari tenda bunga, putik dan benang sari. Bunga ini tidak memiliki kelopak dan mahkota. Tenda bunga ini berjumlah 34 dengan susunan melingkar ke atas dan setiap susun terdiri dari 4-8 helai tenda bunga. Semakin ke atas, ukuran tenda bunga semakin kecil, tetapi tetap beraturan
Dari keterangan diatas didapat rumus bunga * P(4 + 6 + 8 + 8 + 8), A~, G(1) didapat keterangan bahwa bunga teratai (Nymphaea lotus) adalah bunga banci karena memiliki 2 alat kelamin dalam satu bunga. Pada bunga ini antara kelopak  dan mahkotanya tidak dapat dibedakan dengan jelas sehingga bagian yang umumnya disebut mahkota dinamakan tenda bunga (perigonium) yang berjumlah 34 buah. Benang sari (androecium)  jumlahnya tak terbatas (∞) tersusun rapi dalam lingkaran-lingkaran bebas, dan putik (gynaecium) berjumlah 1 berada di tengah-tengah kumpulan benang sari yang menutupinya.. Tumbuhan ini biasanya hidup di selokan atau genangan air yang tidak dalam. Bunga ini mempunyai warna yaitu ; merah muda dan putih. Bunganya tidak dapat dibedakan antara kelopak bunga dan mahkotanya sehingga ia memiliki tenda bunga. Bunga teratai memiliki benang sari yang terkumpul berbentuk pipih yang terletak di sebelah dalam tenda bunga. Putik tidak berlekatan satu sama lain tetapi kepala putiknya memusat pada satu titik sehingga seperti lingkaran.





VI.   KESIMPULAN
1.    Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang dipotong melintang yaitu daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian lain yang masih ada selain keempat bagian utama tersebut.
2.    Rumus bunga adalah lambang-lambang yang digunakan untuk menunjukkan sifat-sifat bunga seperti jenis kelamin bunga, simetri dan jumlah bagian-bagian bunga (kelopak, benang sari dll).
3.    Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K, mahkota (corolla) dinyatakan dengan huruf C, benang sari (androecium) dinyatakan dengan huruf A, putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G.
4.    Bersimetri banyak dengan tanda *, bersimetri tunggal dengan tanda ↑ , bunga jantan dengan tanda ♂ , bunga betina dengan tanda ♀ , dan bunga banci dengan tanda .
5.    Dari hasil pengamatan dapat di ketahui :
a.         Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.) dengan rumus bunga : * K 5, [C (5), A (5)], G 1
b.         Bunga Bogenvil (Bougainvillea spectabilis) dengan rumus bunga : * P 3, C (10), A 6, G 1
c.         Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris) dengan rumus bunga : ↑ P 5, A (2), G 2
d.        Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dengan rumus bunga : * K [7 + (5)], C 5, A (~), G 5
e.         Bunga Tasbih (Canna sp.) memiliki rumus bunga K 3, C 3, A 5, G (3).
f.          Bunga Teratai (Nymphaea lotus L.) dengan rumus bunga * P (4 + 6 + 8 + 8 + 8), A~, G(1)


DAFTAR PUSTAKA

Amintarti, Sri dan M.Arsyad. 2015. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. FKIP UNLAM : Banjarmasin.
Anonim c.2015 http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/84/Spider_Orchid.JPG(diakses tanggal 26 April 2015)
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Flowering Plants. Columbia    
University: New York.
Steenis, Van, C.G.G.J. 2002. Flora. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. UGM Press: Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar